Serah Terima Pekerjaan = Tanggung Jawab


Mengundurkan diri seringkali bukan benar benar berarti bergerak mundur ke belakang. Pada sebagian besar kasus, mengundurkan diri adalah melakukan proses memajukan diri kita. Bagi sebagian besar orang, mereka rela mengundurkan diri demi mengejar sesuatu yang dirasa lebih baik dari yang kini mereka miliki.

Namun, meski nyatanya mengundurkan diri adalah proses yang dirasa bagus bagi karyawan tersebut tidak dapat disangkal lagi pengunduran diri bisa jadi menimbulkan gejolak bagi yang ditinggalkan. Gejolak yang dimaksud adalah bahwa tim karyawan tersebut serta karyawan yang menggantikannya perlu menyesuaikan beberapa langkah sehingga proses kerja yang selama ini berlangsung baik tetap berjalan.

Saya yakin Anda pernah mendengar beberapa keluhan berikut ;

“Dulu sama si A rembes uang transport cepet, sekarang sama si B lama”

Atau

“Saya tidak tahu caranya bagaimana, tidak pernah diajarkan ke saya”

Disinilah proses serah terima pekerjaan memegang peranan penting. Seperti sedang lari estafet, jika salah seorang tidak mengoper tongkat dengan baik maka tim tersebut harus bekerja keras mengejar ketertinggalan. Memang terkesan seolah yang ditinggalkan akan dirugikan apabila serah terima tidak berjalan baik. Namun seringkali saya menjumpai mantan karyawan yang harus rela diganggu karena beberapa pekerjaannya tidak terselesaikan dengan baik.



Serah terima pekerjaan memang merupakan hal yang penting bagi tim yang ditinggalkan, namun melakukan serah terima pekerjaan adalah suatu tanggung jawab. Tidak melakukan serah terima pekerjaan dengan baik sama saja dengan tidak melakukan tanggung jawab dan tanggung jawab yang tidak dijalankan akan menimbulkan rasa tidak tenang.

Oleh karena itu, untuk menghindari ketidaknyamanan bagi karyawan yang mengundurkan diri ataupun tim yang ditinggalkan, lakukan serah terima pekerjaan dengan baik. Berikut adalah beberapa tips dalam melakukan serah terima pekerjaan.

Persiapkan Jauh Jauh Hari

Ada alasan mengapa pengunduran diri membutuhkan 1 month notice, karena nyatanya Anda perlu menyiapkan agar kepergian Anda tidak mempengaruhi kinerja tim setelah ditinggalkan. Juga agar meminimalisir pertanyaan teman teman Anda setelah Anda mengundurkan diri. Terlebih jika Anda telah melakukan pekerjaan tsb cukup lama, Anda sendiri butuh waktu untuk mengingat apa saja yang selama ini Anda lakukan, dari global hingga detailnya.

Jika serah terima pekerjaan dilakukan buru buru, percaya atau tidak pasti akan ada banyak hal yang tertinggal. Dan mau tidak mau Anda harus meladeni pertanyaan teman teman Anda meski Anda telah mengundurkan diri yang timbul akibat ulah Anda sendiri. Atau bisa saja Anda menghindari mereka, taruhannya hubungan pertemanan Anda menjadi rusak.

Buat List Pekerjaan Anda

Anda dapat membuat daftar berisikan pekerjaan pekerjaan apa saja yang Anda lakukan selama ini. Untuk mempermudah Anda dapat menguraikannya dari gambaran besar pekerjaan Anda hingga ke bagian kecil di dalamnya. Contoh ;

1. Rekrutmen
a.       Memasang iklan
b.      Screening kandidat
c.       Penjadwalan tes
d.      Pelaksanaan tes
Hal ini cukup panjang namun membantu Anda untuk mengingat kembali pekerjaan yang telah Anda lakukan.

Buat Instruksi Kerja

Terkadang beberapa hal perlu dijabarkan lebih detail untuk dapat dijalankan. Dari poin sebelumnya, beberapa orang mungkin akan bertanya tanya bagaimana cara melakukannya. Anda bisa saja telah menjelaskan kepada tim Anda secara lisan dan teman Anda bisa saja lupa dengan apa yang Anda katakan. Oleh karena itu, tuangkan hal tersebut secara tertulis.

Buatlah instruksi kerja bagaimana cara melakukan tugas kok. Juga jangan lupa untuk melampirkan instruksi kerja tersebut dalam list pekerjaan Anda.

Misalkan ;
No
Pekerjaan
Cara pelaksanaan
1
Rekrutmen


a. Memasang iklan
Instruksi cara penggunaan siva terlampir pada lampiran 1a

b. Screening kandidat


c. Penjadwalan tes
Template undangan terlampir pada lampiran 1c

Sampaikan Bertahap

Jangan mengharapkan orang lain dapat mencerna apa yang telah Anda kerjakan selama beberapa tahun dalam 1 atau 2 hari. Ujung ujungnya mereka akan lupa dan kembali bergantung pada Anda. Meski Anda telah mempersiapkan materi serah terima dari jauh jauh hari, namun semua akan kurang efektif jika Anda menyampaikannya secara buru buru.

Ada baiknya Anda menyampaikannya secara bertahap kepada tim Anda dari jauh jauh hari. Bahkan jika pengganti Anda belum ditemukan, tidak ada salahnya menyampaikannya kepada tim Anda lainnya. Semakin banyak yang mendengar akan semakin baik. Lagipula, tim yang baik bukanlah tim yang hanya bergantung pada 1 orang sebagai tumpuan melainkan jika setiap anggota tim dapat saling mengisi. Hal ini juga membantu Anda untuk memastikan apakah tim Anda cukup memahami apa yang telah Anda sampaikan.

Jadilah "Boss"

Dari jauh jauh hari juga Anda perlu melepaskan semua rutinitas yang selama ini Anda kerjakan. Tugas Anda adalah memantau pengganti Anda atau tim Anda dalam menjalankan tugas yang dulu Anda kerjakan. Apabila mereka melakukan kesalahan, Anda dapat membantu memberikan petunjuk sehingga hal ini memperlancar proses kerja setelah Anda memulai karir di tempat yang baru.

Bukti Otentik

Setelah semua prose serah terima telah berjalan, setidaknya pada H-3 Anda dapat mencetak daftar pekerjaan Anda yang disertai lampiran instruksi kerja. Mintalah tanda tangan dari PIC yang menerima tugas tersebut sebagai tanda bahwa mereka telah memahami informasi yang Anda sampaikan.

Simpanlah daftar yang telah ditandatangani tersebut sebagai bukti bahwa Anda telah melakukan serah terima pekerjaan dengan baik.

Keep Contact

Meski Anda tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut, tidak ada salahnya meladeni beberapa pertanyaan dari tim Anda yang mungkin dulu lupa Anda sampaikan. Namun tidak ada salahnya juga meminta mereka membaca kembali berkas serah terima yang dulu Anda buat jika memang Anda merasa telah menyampaikannya.

Bagaimanapun, hubungan pertemanan Anda harus tetap berjalan bukan ?

Meski terlihat serah terima pekerjaan dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi tim yang ditinggalkan, jika Anda melalaikan tugas tersebut perusahaan bisa saja menahan gaji Anda atau tidak memberikan surat pencairan BPJS bahkan yang lebih buruk Anda bisa saja di blacklist.

Seperti yang telah disampaikan, serah terima pekerjaan adalah tanggung jawab. Dan nama Anda akan menjadi lebih harum jika proses perjalanan karir Anda tidak meninggalkan kesulitan bagi orang lain dalam tim Anda.

Jangan Buru Buru Resign ! Cari Tau Sebabnya.

Dalam bekerja, siapapun pasti pernah merasakan adanya suka duka. Entah suka karena lingkungan kerja yang menyenangkan, gaji yang besar, fasilitas kerja yang lengkap atau lokasi kerja yang dekat. Duka dalam bekerja bisa jadi muncul karena lembur terus menerus, sistem kerja berantakan, lingkungan kerja yang penuh politik dan lainnya.

Meskipun setiap orang mengalami suka dan duka yang tidak terpisahkan, tentu keduanya memiliki persentasenya masing masing. Jika lebih dominan suka nya maka karyawan tersebut akan bertahan, sebaliknya, jika lebih dominan duka nya maka karyawan akan mencari kesempatan kerja yang lebih baik.



Namun sayangnya, seringkali kita berhenti menggali saat kita hampir sampai di sumber emas.  Jika perusahaan Anda berada dalam situasi berikut, maka cobalah untuk bertahan karena bisa jadi cobaan yang Anda hadapi akan membawa Anda menjadi seorang yang lebih hebat.

Perusahaan Baru Berdiri

Sebuah perusahaan yang baru saja berdiri tentu tidaklah sesempurna perusahaan yang telah berdiri bertahun tahun. Ada banyak sistem kerja yang belum terarah, jumlah karyawan pun mungkin masih sedikit atau bahkan segala proses operasional berjalan secara manual.

Bekerja di perusahaan yang baru saja berdiri mengharuskan Anda untuk multi tasking, melelahkan sekaligus mencengangkan. Anda memang diharuskan menangani banyak tugas sekaligus diberikan kesempatan untuk menangani banyak hal. Sengsara sudah pasti, namun Anda akan memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang menunjang nilai jual Anda.

Jadi, bertahan saja hingga Anda merasa pengalaman yang Anda miliki cukup matang sambil menunggu adanya karyawan lain yang bergabung. Kalau tidak ada yang bergabung, yah hitung saja kursus gratis dan latihan mental. Kantor lain bisa jadi lebih buruk loh.

Rekan Kerja MUNTABER

Lagi enak enak kerja tiba tiba teman satu tim muntaber alias "mundur tanpa berita". Sudah cukup kaget, Anda mendapat perintah dari atasan untuk mengerjakan tugasnya sementara waktu. Saya rasa, siapapun dalam kondisi tersebut akan merasa kesal. Tapi ambil positifnya saja, Anda bisa memperdalam pekerjaan teman Anda tersebut. 

Salah satu cara untuk mengembangkan karir adalah dengan melakukan penugasan di posisi lain, yah anggap saja Anda sedang menjalani proses pengembangan karir itu. Sama seperti poin sebelumnya, pekerjaan yang Anda tangani dapat Anda tuliskan di dalam CV Anda.

Meskipun hal ini menyebalkan bagi Anda, bekerja dengan memberikan yang terbaik adalah suatu keharusan. Karena jika pengganti teman Anda tidak kunjung didapatkan, hanya hasil kerja dan sikap kerja Andalah yang mampu menolong Anda untuk dipertimbangkan mendapatkan kenaikan gaji.

Perusahaan Mendapatkan Project Besar

Namanya juga sedang menangani project yang cukup besar, tenaga yang dikeluarkan pun tidak boleh setengah setengah. Kerja lembur seringkali terjadi, belum lagi atasan yang terus terusan monitoring, ditambah situasi kerja yang mendadak jadi tegang.

Layaknya bermain game, Anda akan dihadapkan pada tingkat kesulitan yang semakin tinggi untuk menuju ke level selanjutnya. Jangan mengeluh dan tetap berjuang hingga project tuntas yang menandakan level Anda sudah meningkat. Dengan demikian, Anda akan lebih dipercayakan untuk menangani project project besar lainnya karena Anda pernah menuntaskannya sebelumnya. 

Perusahaan Sedang Goyah

Saya yakin kita telah mendengar banyak cerita tentang perusahaan goyah yang kembali jaya. Di samping adanya seorang pemimpin yang hebat, di baliknya ada para anggota yang siap menjalankan perintah pemimpinnya dengan baik.

Ketika akhirnya perusahaan terselamatkan, bukan hanya sang pemimpin yang merasa bangga melainkan juga para anggota tim. Dan pemimpin hebat yang berhasil menyelamatkan perusahaan dari kondisi goyah tidak akan melupakan anggota tim yang telah berjuang mendampinginya. 

Menangani situasi krisis juga merupakan hal yang belum tentu dimiliki setiap orang. Situasi krisis tidak hanya menuntut multitasking melainkan juga kematangan emosional dalam pengelolaan stress dan motivasi diri. Ketika Anda berhasil melalui ini, bukan hanya kemampuan teknis yang meningkat melainkan juga kematangan emosional. 

Empat situasi di atas adalah beberapa situasi tidak enak yang menuntun Anda ke level yang lebih tinggi. Pernah mendengar kisah Gatotkaca ? Ya, si otot kawat tulang besi ini pernah ditenggelamkan ke dasar kawah Candradimuka hingga menjadi sosok yang kuat. Begitu juga kita, masalah membuat kita semakin kuat. 

"Tapi, perusahaan tidak menghargai kinerja saya meski saya sudah bekerja keras."

Tunggu saja. Perusahaan seringkali tidak menutup mata kepada para karyawannya yang berkinerja baik.

"Sudah ditunggu tapi tetap tidak ada apa apa. Yang ada malah ditambahin pekerjaan."

Coba sampaikan unek unek Anda ke atasan. Bisa jadi atasan Anda memiliki penjelasan logis atas apa yang Anda rasakan sekaligus mampu memberikan solusi. Jangan biarkan emosi negatifmu disimpan sendiri ya. Dan juga jangan keluarkan emosi negatif Anda di tempat yang kurang tepat. Atasan dianggap cukup profesional untuk menampung emosi Anda sekaligus menjernihkan pikiran Anda. 

"Atasan saya tidak memberikan solusi."

Oke, berapa waktu yang Anda miliki untuk menunggu ? Apakah kemampuan yang Anda miliki sudah cukup matang ? Jika Anda merasa sudah cukup lama menunggu tanpa adanya perubahan, jika kemampuan Anda sudah cukup matang, tidak ada salahnya mencari kesempatan baru. Tapi, malu kan cari kerja baru kalau pengalaman belum cukup matang.

Bekerja memang tidak melulu tentang uang meski bekerja menghasilkan uang. Bekerja adalah suatu aktualisasi diri, suatu upaya yang tercatat dalam buku perjalanan hidup Anda. Bekerjalah dengan sebaik mungkin, bertahanlah sebisa mungkin ketika badai datang. Hasil kerja dan mental Anda menunjukkan kualitas diri Anda. Kualitas diri Anda menentukan berapa nilai jual Anda.

Mengasah Logika dengan Microsoft Excel


Halo teman teman HR seperjuangan,

Saya yakin, Anda pasti sudah mendengar berbagai macam produk HRIS seperti Sunfish, Talenta, Orange, dsb yang diklaim mampu membantu para HR melaksanakan tugasnya. Pengajuan cuti, perjalanan dinas, izin, dst sudah bisa diajukan melalui sistem tanpa perlu menggunakan form yang bisa terselip dan memenuhi ordner di lemari. Masalah penggajian pun tidak lagi serumit dulu yang mengharuskan kita memeriksa satu per satu rumus. Belum lagi beragam laporan kepegawaian yang bisa didownload kapanpun sesuai kebutuhan kita.

Tidak hanya HRIS, sudah banyak perusahaan yang membeli sebuah sistem ERP atau justru mengembangkan sistem untuk operasional kerja. Sistem memang telah menyediakan suatu rel dimana kita hanya perlu berjalan mengikutinya tanpa harus berpikir alternatif jalan lainnya. Tidak dapat dipungkiri, sistem memang membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah. Namun terkadang ada beberapa pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan melalui sistem sehingga kita mengerjakannya secara manual.



Bicara mengenai mengelola data data dari sistem, kita juga cukup familiar dengan Microsoft Excel. Microsoft excel pun mampu membantu kita dalam menyajikan sebuah laporan ataupun mendapatkan informasi melalui pilihan rumus rumus di dalamnya. Saya juga yakin Anda mengenal rumus rumus dasar untuk penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Namun Microsoft Excel menyediakan ratusan rumus yang dapat kita gunakan, dan berikut adalah beberapa di antaranya yang cukup sering digunakan untuk mengelola data ;

VLOOKUP dan HLOOKUP

Pernah kesulitan untuk mencocokan suatu data ? Atau ingin mengambil suatu data dari file lain yang berisikan ribuan kolom ? Nah, Anda dapat menggunakan rumus ini.

Vlookup dan Hlookup merupakan bagian dari fungsi Lookup. Lookup digunakan untuk mencari nilai pada baris atau kolom Tertentu. Vlookup digunakan untuk mencari nilai dalam bentuk kolom/vertikal, sedangkan Hlookup untuk mencari nilai dalam bentuk baris /horizontal.

Dalam pekerjaan pun Anda bisa menggunakan rumus ini untuk mencocokan data BPJS dari SIPP/Edabu dan dari sistem, mengambil informasi dari file data karyawan, dan sebagainya.

Untuk mengetahui rumus dan cara penggunaannya Anda dapat melihat referensi dari link berikut ; Rumus VLOOKUP dan HLOOKUP

IF

Pasti Anda familiar dengan skenario ; jika nilai appraisal <50 maka="" masuk="" span="" style="mso-spacerun: yes;"> 
dalam kategori E, nilai ≤60 masuk kategori D, dan seterusnya. Atau mungkin skenario lain seperti ; jika gaji < Rp 4.100.000 maka masuk dalam kelas rawat 2, jika gaji ≥ Rp 4.100.000 maka masuk dalam kelas rawat 1.

Nah, untuk mengelola skenario tersebut, Anda dapat menggunakan rumus IF. Dibanding dengan rumus VLOOKUP dan HLOOKUP, rumus IF cukup panjang bergantung pada banyaknya skenario yang dimasukkan.

Fungsi IF memungkinkan Anda untuk membuat perbandingan logis antara nilai dan apa yang diharapkan dengan menguji kondisi dan mengembalikan hasil jika True atau False. 

Untuk mengetahui rumus dan cara penggunaannya Anda dapat melihat referensi dari link berikut ; Rumus IF

COUNTIF dan COUNTIFS

Dalam acara gathering, biasanya kita seringkali memesan kaos yang berarti kita memerlukan informasi jumlah ukuran yang akan dibeli. Kalau karyawan hanya 10, kita masih bisa menghitung dengan jari, namun bagaimana jika karyawannya ada ribuan ?

Nah, rumus COUNTIF memudahkan kita untuk menghitung berapa banyak kaos ukuran S/M/L yang perlu dibeli. Fungsi COUNTIF digunakan untuk mencacah / menghitung jumlah sel berdasarkan pada syarat / kriteria tunggal tertentu.

Hampir sama dengan rumus COUNTIF, rumus COUNTIFS berfungsi untuk menghitung jumlah data atau banyak data pada cell yang memenuhi banyak kriteria, syarat atau kondisi tertentu. Misalkan, kita ingin menghitung jumlah karyawan laki laki dengan ukuran kaos S/M/L.

Untuk mengetahui rumus dan cara penggunaannya Anda dapat melihat referensi dari link berikut ; Rumus COUNTIF dan Rumus COUNTIFS

Demikian adalah 3 rumus excel yang sering digunakan dalam pengelolaan data. Masih ada banyak rumus lain yang digunakan dalam pengelolaan data, seperti IF-AND, IF-OR, SUMIF, ROUND, LEFT, MID, dst namun ketiga rumus di atas dirasa cukup membantu dalam pengelolaan data HR yang telah dibantu oleh sistem.

Meski saat ini sistem HR telah berkembang pesat, tidak ada salahnya untuk tetap menguasai Microsoft Excel. Meskipun Microsoft Excel cukup rumit dengan berbagai rumus di dalamnya, program tersebut membantu kita untuk melatih logika kita. Misalkan, sistem memberikan informasi tentang jumlah gaji yang diterima oleh karyawan sedangkan Microsoft Excel memberikan informasi jumlah gaji tersebut serta bagaimana cara mendapatkannya.

Sistem memang membantu kita dalam mengerjakan banyak hal, namun jangan biarkan diri kita dimanjakan oleh adanya sistem. Kita perlu terus menerus melatih ketajaman daya pikir kita, agar kita tidak tergerus perkembangan zaman, juga agar kita tidak terkalahkan oleh teknologi. Dan Microsoft Excel dengan ribuan rumus di dalamnya dapat menjadi alternatif bagi Anda yang ingin terus mengasah daya pikir Anda.

Selamat mencoba !

Sudahkah Anda Berbagi Hari Ini ?

Apakah Anda masih sering menghubungi teman kantor lama Anda ?

Saya rasa sebagian besar akan menjawab “ya”. Kemungkinan besar Anda masih berhubungan baik dengan salah satu teman kantor lama Anda, entah melalui Whats App atau bertemu langsung. Ya, meskipun Anda telah mengundurkan diri dan tidak memiliki kewajiban secara profesional setidaknya hubungan silaturahmi secara personal sebaiknya jangan pernah putus.

Ketika berkomunikasi tidak jarang kita menanyakan kabar satu sama lain atau mungkin curhat dengan pekerjaan yang saat ini dijalani. Hal yang wajar. Saya pun sama seperti Anda yang masih mencoba menjalin silaturahmi dengan teman teman saya. Hingga saya menemukan suatu hal yang membuat saya berpikir dan menuangkannya dalam artikel ini.

Beberapa waktu lalu saya datang mengunjungi kantor lama saya dan tentunya menemui para teman kerja saya sebelumnya. Kami bertukar kabar dengan diiringi senyuman. Saya merasa senang karena mereka masih menyambut saya dengan baik. Sebelum pulang, saya menghubungi mantan atasan saya yang dulu sempat membuat saya merasa sebal namun juga sering menasehati saya. Entah bagaimana, saat itu saya merasa bahwa kunjungan saya tidak lengkap tanpa bertemu dengannya.

Pada akhirnya saya berhasil menemuinya di ruangannya setelah sebelumnya saya cukup grogi karena telah lama tak bertemu. Ia menyambut saya dengan ramah, ia sama sekali tak berubah dari terakhir kali saya bertemu dengannya. Awalnya kami sekedar bertukar kabar secara pribadi hingga ia mulai menanyakan bagaimana pekerjaan saya saat ini. Ia memberikan saya beberapa nasehat dalam karir saya dan saya merasa sangat senang mendengarnya. Seperti yang saya bilang, ia tidak berubah, masih sama dengan sosok yang saya kenal.



Demi tuhan, dulu saya sering dibuat kesal olehnya. Alasan saya ingin menemuinya  adalah karena meskipun ia menyebalkan ia adalah seorang yang berwawasan luas dan memiliki lebih banyak pengalaman dibanding saya. Ia memang menyebalkan dan saya tidak bisa mengubahnya, namun fakta yang tak dapat diubah adalah ia tidak pelit berbagi ilmu bahkan kepada saya yang bukan lagi anggota timnya.

Pertemuan saya dengannya saat itu memberikan perasaan hangat di dalam diri saya. Saya tidak hanya menjalin kembali tali silaturahmi yang lama terputus melainkan saya juga mendapat petuah yang berguna untuk nasib saya. Baginya mungkin pertemuan dengan saya adalah sebuah pertemuan dengan teman lama, namun bagi saya pertemuan saya kali itu adalah sebuah pertemuan yang “berisi”.
Pertemuan itu juga membuat saya berpikir tentang diri saya ke depannya. Apakah kelak ada seseorang yang ingin menemui saya untuk mendapat nasihat dari saya ? Dan saya pun ingin mengajak Anda berpikir hal yang sama, untuk sama sama menentukan jawabannya sejak hari ini.

Sudahkah kita berbagi ?

Saya yakin, kita memiliki sejumlah kompetensi yang cukup membuat kita layak disebut sebagai seorang profesional. Sebagian besar mungkin telah menduduki posisi manajerial dengan pengalaman yang tak perlu diragukan. Namun sudahkah kita berbagi kepada orang lain tentang apa yang telah kita ketahui ? Sudahkah kita membagikan pengalaman yang mungkin berguna bagi orang lain ? Seberapa seringkah kita memberikan nasihat yang membangun bagi orang lain ?

Saya rasa, petuah diam itu emas tidak selalu sesuai dalam setiap situasi. Dalam hal ini, pengalaman yang kita miliki akan lebih bernilai jika itu dapat menjadi sumber ilmu bagi orang lain. Prinsip hidup kita mungkin dapat membantu orang lain yang mungkin sedang membutuhkan petunjuk. Berbagi pengalaman atau memberi nasihat mungkin akan menghabiskan energi bagi sebagian besar orang, namun itu adalah sebuah kebaikan yang kelak akan kembali pada diri kita sendiri.

Orang lain mungkin mengetahui bahwa kita memiliki banyak pengalaman yang bisa diteladani, namun jika kita tidak membuka diri maka orang lain belum tentu akan berani mendekati. Kita bisa memilih untuk menerangi diri kita sendiri atau menjadi secercah cahaya bagi orang lain.

Sudahkah kita mencari ?

Kita tidak bisa menuang dari gelas yang kosong. Ada banyak hal yang dapat kita bagikan kepada orang lain, namun tentu kita juga perlu mengisi diri kita agar dapat terus berbagi. Oleh karena itu, untuk mencapai apa yang kita inginkan kita perlu menentukan sumber mata air yang dapat memberikan informasi yang kita butuhkan.

Pertanyaannya adalah sudahkah kita mengelilingi diri kita dengan mereka yang mampu “mengisi” diri kita ? Pertemanan adalah penting, namun dengan siapa kita berteman juga merupakan hal yang penting. Kita semua tahu, siapa yang sering kita temui secara tidak langsung mempengaruhi diri kita. Kita semua memiliki sisi negatif dan untuk itu kita perlu orang lain yang mampu membanjiri kita dengan energi positifnya.

Mencari seseorang untuk diajak memancing atau berbelanja bersama memang menyenangkan. Menemui seseorang yang bisa diajak curhat juga menyenangkan. Namun menemui seseorang yang dapat memberikan kita sebuah nasihat tidak hanya menyenangkan melainkan menenangkan. Penuhi diri kita dengan hal hal positif, agar kita juga mampu menyebarkan energi positif bagi orang lain.

Berbagi tidak membuat diri kita seolah olah adalah yang paling tahu. Mencari juga tidak membuat diri kita seolah olah adalah yang paling bodoh. Mencari untuk berbagi. Mendapatkan energi positif untuk menyebarkan energi positif. Meski setiap dari kita memiliki sisi negatif, jadikanlah sisi positif dari diri kita sebagai sisi dominan.

Untuk Anda yang telah menjadi seorang pemimpin, atau untuk Anda yang ingin menjadi seorang pemimpin, saya sering mendengar bahwa pemimpin adalah mereka yang bisa membuat orang lain berkeinginan untuk menjadi lebih baik lagi. Maka berbagilah. Karena berbagi membuat Anda dan orang lain setingkat lebih baik.


Namun jika Anda merasa tidak memiliki sesuatu untuk dibagikan, maka bergurulah. Penuhi diri Anda dengan hal hal yang berguna. Carilah ilmu sebanyak mungkin sehingga Anda  merasa percaya diri untuk berbagi. Tidak ada orang yang sempurna, namun kita dapat memilih untuk menjadi seseorang yang selalu melakukan yang terbaik. 

HRD : Pekerjaan yang Menghasilkan Uang Sekaligus Menghasilkan Kebajikan

Ketika saya baru saja memulai karir saya di bidang HRD, Ibu saya mengatakan bahwa HR adalah sosok yang biasanya paling dimusuhi di kantor. Saat itu saya hanya menelan ludah dan tetap berusaha menjalani pekerjaan pertama saya dengan baik. Pada akhirnya saya jatuh cinta dengan dunia HR dan saya menyadari bahwa apa yang dikatakan Ibu saya tidaklah sepenuhnya benar.

Ketika saya mulai menyukai dunia HR, seorang dosen saya mengatakan bahwa HRD pekerjaannya santai santai saja, tidak jelas apa yang dikerjakan. Saya masih mengingat saat itu saya membantah dosen saya dengan cukup keras karena saya tidak terima dengan perkataannya. Pada nyatanya, HRD adalah pekerjaan yang menyenangkan dan cukup vital dalam perusahaan.

Namun setidaknya kedua orang tersebut membuat saya berpikir bahwa meskipun bagi saya HRD adalah pekerjaan yang menarik, tidak semua orang merasakan apa dampak kehadiran seorang HRD. Hal yang membuat saya berpikir, sudahkah saya menjadi sosok HR yang tidak hanya dibutuhkan perusahaan melainkan juga para karyawan.

Sebagai HR, sudahkah kita membuat para karyawan merasa nyaman dan percaya dengan kehadiran kita ? Sudahkah kita memberikan dampak signifikan yang dapat dirasakan para karyawan ? Setidaknya ada beberapa hal yang diharapkan para karyawan terkait kehadiran seorang HR.


Pribadi yang ramah

People oriented adalah salah satu hal dasar yang diharapkan dari seorang HR. Para karyawan setidaknya mengharapkan HRD dapat menjadi tempat curhat sekaligus teman sharing yang dapat dipercaya. Dan tentunya setiap karyawan hanya akan membuka diri kepada seseorang yang dapat membuat mereka merasa nyaman, cukup ramah dan juga mau membuka diri kepada orang lain.

Meski seringkali HR diminta untuk bertindak tegas, namun HRD juga bertugas untuk melayani kepentingan para karyawan. Sebagai seorang “pelayan” yang baik, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kita ingin diperlakukan. Seorang HR perlu menampilkan peran sosok yang dapat diteladani oleh orang lain untuk menjalankan tugas HR lainnya.

Mampu mewakili kepentingan karyawan

Meski terkadang tidak semua hal berjalan sesuai keinginan kita, sebagai HRD kita juga sangat diharapkan untuk menyampaikan kepentingan para karyawan. Itulah mengapa HR diharapkan aktif berbaur dengan karyawan lainnya untuk lebih memahami apa yang mereka inginkan untuk mempermudah mereka dalam bekerja.

Mewakili kepentingan karyawan adalah mudah jika hal tersebut dikabulkan. Namun bukanlah posisi yang mudah, ketika aspirasi karyawan yang disampaikan ternyata ditolak oleh perusahaan. Juga bukan hal yang mudah ketika kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan ternyata ditolak oleh para karyawan. Disinilah HR diminta untuk bermain apik dalam menyampaikan berita buruk dengan tetap menjaga nama baik manajemen dan juga motivasi karyawan.

Mampu menyampaikan informasi dengan baik

Menciptakan lingkungan kerja yang baik memang sudah seharusnya menjadi tugas seorang HR. Di dalam upaya itu, terkadang dirasa perlu untuk membuat beberapa peraturan demi kebaikan setiap pihak. Disinilah HR berperan penting dalam menyampaikan segala informasi, tidak hanya asal disampaikan namun HR juga perlu memastikan para karyawan paham dan tidak memiliki kendala terkait informasi tersebut.

Seringkali setiap informasi baru hanya dikirimkan melalui email padahal para karyawan juga membutuhkan sosialisasi. Tidak sampai pada tahap sosialisasi, poster menarik maupun video pun juga bisa membantu para karyawan untuk terus mengingat informasi tersebut. Buatlah informasi yang kita sampaikan mudah diingat orang lain dan orang lain dapat memperoleh informasi tersebut dengan mudah.

Pencipta suasana menyenangkan

Para karyawan tentunya bosan dengan rutinitas bekerja. Tidak sedikit karyawan mengharapkan adanya gathering untuk sejenak beristirahat dari rutinitas bekerja. Pada dasarnya karyawan hanyalah manusia yang juga butuh hiburan dan oleh karena itu tidak ada salahnya membuat mereka sejenak mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan.

Jika gathering cukup jarang dilakukan, sebuah event kecil berupa games atau sebuah acara sharing di luar pekerjaan bisa menjadi sebuah hal di luar rutinitas yang menyenangkan. Tidak hanya cukup menjadi seorang pendengar yang baik, HR juga terkadang perlu menjalankan tugas sebagai Event Organizer untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak membosankan.

Setidaknya itu adalah beberapa hal yang diharapkan karyawan dari seorang HR. Di luar dari penilaian kinerja, perancangan prosedur, penggajian dan hal hal teknis lainnya, pada dasarnya setiap karyawan mengharapkan adanya hubungan yang cukup interaktif dengan pihak HR. Sebagian besar mengharapkan HRD mampu memberikan banyak hal yang membantu mereka dalam bekerja.

HR diharapkan sebagai penasihat yang baik, teman bicara yang asyik, pengacara yang handal, dan pembawa acara yang mengagumkan. HR adalah tumpuan semua pihak, itulah mengapa terkadang HR perlu multitasking sekaligus beradaptasi di berbagai kondisi. Menjadi HR itu tidaklah mudah, di satu sisi ingin menyenangkan karyawan dan di satu sisi pun harus patuh pada perusahaan.

Meski demikian, setiap manusia dilahirkan untuk melayani satu sama lain, saling memberi kepada sesama dan saling mengasihi. Ketika menangani learning development, HR bertugas untuk memberikan ilmu baru kepada para karyawan. Ketika menangani coaching, HR bertugas untuk membantu orang lain menyadari cara membenahi diri. Ketika menangani event coorporate, HR bertugas untuk membuat orang lain merasa bahagia melalui event yang dijalani. Kalau diperhatikan, sebagian besar tugas HR bertujuan untuk membuat orang lain menjadi lebih baik.

Dan itulah yang membuat profesi HRD tidak hanya terasa sulit namun juga menyenangkan. Karena melalui tugas HRD, kita juga dapat melakukan ibadah dengan membantu orang lain melalui beragam cara. Menjadi seorang HR membuat kita melewati beragam hal yang menyebalkan dan ketika Anda mulai merasa lelah, ingatlah bahwa Anda tidak sekedar mencari uang melainkan sedang melakukan kebajikan.


Terlepas dari banyak hal yang bisa dipelajari, menjadi HR selalu menuntut kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menuntut kita untuk lebih banyak melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Bukan jumlah bonus yang membuat HR terasa menyenangkan, namun ketika kita mampu membuat orang lain merasa dengan keberadaan kita disitulah muncul kepuasan batin tersendiri yang juga ikut membuat kita merasa bahagia. 

Mana Yang Lebih Baik : Hire Nice People or Hire People to be Nice ?

Bicara tentang rekrutmen, mau tidak mau kita juga ikut bicara tentang kompetensi. Sebagai seorang recruiter, adalah penting untuk merekrut seseorang yang memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan. Hal lain yang tidak kalah penting, recruiter juga perlu merekrut seseorang yang sesuai dengan budaya perusahaan. Namun seringkali, karena situasi dan kondisi tertentu perusahaan dapat mempekerjakan seseorang meski ia tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

Tentu saja mempekerjakan seseorang tanpa kompetensi memiliki resikonya sendiri. Hal ini akan membuat perusahaan mengeluarkan tenaga dan waktu lebih untuk memberikan pelatihan kepada karyawan tersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena perusahaan tidak memiliki cukup waktu dalam mencari karyawan, "dititipkan", atau bisa juga karena karyawan tersebut memiliki potensi yang terpendam.

Karena hal ini cukup menguras tenaga, tidak sedikit perusahaan memilih untuk menyerah di tengah jalan. Bahkan saya pernah mendengar ungkapan bahwa seharusnya HR perlu merekrut nice people bukan people to be nice. Butuh waktu lama untuk mencerna ungkapan tersebut, karena sesungguhnya memang ungkapan tersebut perlu dicerna dengan baik.



Hire Nice People

Berhasil merekrut seseorang dengan segudang kompetensi yang kita idamkan memang merupakan sebuah anugerah. Karyawan yang kompeten akan mempermudah roda operasional dalam bekerja di samping mampu meminimalisir waktu dan tenaga dalam proses pelatihan. Tentu saja, dikarenakan karyawan kompeten ini merupakan suatu asset, maka ia perlu penanganan lebih dibanding yang karyawan lain.

Namun, merekrut seseorang yang kompeten pun memiliki pertimbangan tersendiri seperti berikut ;

Cara Mendapatkan

Andai saja emas terletak di atas daun, mungkin para pemburu emas tidak perlu menerobos ke kedalaman tanah untuk mendapatkannya. Begitu pula para kandidat kompeten tersebut. Untuk mendapatkannya pun perlu trik khusus, bisa jadi tidak cukup melalui iklan di media job posting namun perlu "membajak" dari "tetangga". Sebagai recruiter pun perlu memberikan pelayanan lebih ketika menangani kandidat berpotensi tersebut sehingga ia merasa tertarik untuk menjadi bagian perusahaan.

Contohnya, untuk mendapatkan seorang manager yang memiliki sepak terjang menangani sistem SAP bisa jadi tidak cukup diperoleh melalui Jobstreet. Tidak jarang para recruiter perlu "memasang muka tebal" untuk menghubungi satu per satu para profesional yang terhubung melalui akun Linkedinnya. 

Kompensasi

Emas 24 karat jauh lebih mahal dibanding emas 22 karat dan untuk mendapatkan emas 24 karat kita perlu merogoh kocek lebih dalam. Sama hal nya dengan mendapatkan karyawan yang kompeten, perusahaan perlu membayar kompensasi yang lebih tinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap kualitas yang ia miliki. 

Itulah mengapa HR perlu aktif memantau standar gaji perusahaannya dibanding perusahaan lain untuk tetap menjaga daya tarik perusahaannya di mata para pencari kerja. Karena kecil kemungkinannya seorang sales yang handal akan memutuskan bergabung dengan sebuah perusahaan yang memberikan komisi lebih kecil dibanding perusahaannya saat ini.

Sarana & Prasarana

Emas 24 karat memerlukan seperangkat alat mumpuni yang mampu mengubahnya menjadi sebuah perhiasan yang mewah. Dan untuk menunjukkan kinerja terbaiknya, karyawan kompeten pun perlu difasilitasi dengan sarana & prasarana yang mumpuni. 

Tidak hanya berupa alat kerja, sumber daya manusia dan peraturan yang mengatur proses kerja juga menjadi sarana prasarana yang dibutuhkan. Seorang sales yang memiliki track record sebagai best sales di perusahaan sebelumnya pun bisa jadi merasa tidak nyaman jika ia tidak diberikan budget untuk melakukan entertaint kepada customer. 

Tugas & Tanggung Jawab

Tidak hanya kompensasi yang diperlukan untuk menarik hati karyawan yang kompeten, pemberian tugas dan tanggung jawab adalah hal lain yang diperlukan. Akan sangat disayangkan jika seekor kuda yang kuat hanya disimpan di dalam kandang tanpa dipamerkan melalui arena pacu kuda. Begitu pula karyawan kompeten, mereka perlu diberikan tantangan kerja yang memotivasi mereka untuk memberikan kinerja terbaiknya. 

Seorang recruiter handal pun bisa jadi merasa bosan jika hanya diberikan tugas untuk merekrut seorang staff sedangkan sebelumnya ia telah terbiasa untuk merekrut karyawan dengan level supervisor ke atas. 

Kesamaan Visi

Untuk mencapai tujuan kebun binatang Ragunan, setiap penumpang busway dari halte Blok M perlu setuju untuk singgah di beberapa titik seperti LPPI, Arsip Nasional dan Ampera. Jika terdapat penumpang yang tidak menyetujui ketentuan tersebut, sebaiknya penumpang tersebut memilih transportasi lain agar tidak menghambat tujuannya maupun orang lain. 

Begitu pula dalam bekerja, seorang atasan perlu menyelaraskan visi yang ingin dicapai dengan para tim di bawahnya. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seseorang, semakin mereka berpegang teguh pada prinsipnya. Seorang HR yang terbukti kompeten pun bisa jadi memilih mundur ketika dihadapkan dengan tugas memecat seorang yang tidak bersalah. 

Mempekerjakan nice people atau seorang yang kompeten memang terlihat menggiurkan, namun bukan berarti tidak memiliki resikonya tersendiri. Mereka sulit didapatkan dan juga sulit dipertahankan. Bukan berarti tidak mungkin, mempekerjakan seorang yang kompeten dalam jangka panjang adalah mungkin jika kita mampu menangani mereka dengan baik sehingga perusahaan happy karyawan pun happy.

Hire People to be Nice

Yang terlintas ketika membaca kalimat di atas adalah adanya proses untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Proses tersebut berarti menjadikan seseorang yang tidak memenuhi kompetensi menjadi seseorang yang memenuhi kompetensi. Perlu tenaga dan waktu untuk melatihnya, dan juga perlu kesabaran untuk mentolerir kesalahan yang diperbuat selama proses tersebut. 

Meski terdengar melelahkan, namun nyatanya tidak ada salahnya mempekerjakan seseorang yang belum memenuhi kompetensi yang diminta karena alasan berikut ; 

Cepat Didapatkan

Mendapatkan alpukat mentah terkadang lebih mudah dibandingkan alpukat yang telah matang. Toh alpukat tersebut masih bisa diolah agar lebih cepat matang, yah daripada tidak mendapatkan alpukat sama sekali. 

Sama halnya ketika ingin mendapatkan seorang sales admin. Ketika diburu waktu, tidak ada salahnya mempekerjakan seseorang dengan latar belakang sebagai HR admin asalkan ia mampu mengoperasikan komputer. Dengan mencurahkan perhatian selama 3 bulan dan memberikan pengetahuan terkait prosedur dalam bekerja, bukan tidak mungkin ia dapat menjadi seorang sales admin yang handal. 

Dapat Dibentuk

Gelas kosong dapat menampung lebih banyak air dibandingkan gelas yang penuh. Sama halnya dengan mereka dengan pengalaman yang belum terlalu jauh, Anda masih memiliki kesempatan untuk memberikan pelatihan kepada mereka sehingga mereka dapat berjalan sesuai dengan jalur yang telah direncanakan. 

Awal Mula Karyawan Kompeten

Bukan hanya kompetensi yang perlu dipertimbangkan dalam merekrut kandidat, etika adalah hal penting lainnya. Apakah Anda akan melewatkan seorang kandidat yang mempersiapkan proses interview dengan baik, hingga ia rela menghapal produk produk yang dijual perusahaan Anda ? Dalam beberapa kasus, hal ini akan membuat recruiter terkesan. 

Seseorang yang memiliki sopan santun dan etika kerja yang baik, apabila dilatih dengan baik pun dapat menjelma menjadi "bintang". Hal lain yang perlu diingat adalah seorang ahli lahir dari mereka yang tidak mengetahui apapun. Seorang yang kini menjadi seorang profesional pun membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.

Memberikan Anda Kesempatan

Tidakkan Anda puas jika Anda mampu menjadikan seseorang yang tidak mengetahui apa apa menjadi ahli dalam suatu bidang ? Mungkin Anda akan bersusah payah, tapi tidakkah Anda merasa bangga ketika menyadari seseorang tersebut menjadi ahli karena kerja keras Anda. 

Kesempatan untuk mengembangkan orang lain bisa jadi tidak Anda dapatkan jika Anda memutuskan untuk merekrut nice people.

Tidak ada salahnya memberikan kesempatan pada seseorang untuk memulai karir. Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk melatih orang lain untuk menjadi lebih kompeten. Tidak ada salahnya sesekali memelankan langkah untuk kemudian melaju lebih cepat. Tidak ada salahnya merekrut mereka yang belum cukup kompeten asalkan ; 

Memiliki Background

Jangan merekrut IT yang tidak memahami seluk beluk tentang komputer. Jangan merekrut admin yang tidak memahami cara menyalakan komputer dan jangan merekrut sales yang tidak merasa nyaman berada bersama orang yang baru dikenal. Setidaknya pastikan Anda mengajak seseorang yang telah memiliki "bekal" dalam perjalanan Anda.

Culture Fit

Jangan merekrut kandidat yang selalu datang terlambat jika perusahaan Anda mewajibkan karyawannya datang tepat waktu. Jangan merekrut kandidat yang tidak menyukai pakaian formal sedangkan perusahaan Anda mewajibkan karyawannya untuk memakai kemeja dan jangan merekrut seseorang yang berhasil membuat Anda merasa jengkel di awal interview. Pastikan Anda merekrut seseorang yang membuat Anda merasa nyaman untuk bekerja sama dengannya.

Jadi, mana yang Anda pilih ; Hire Nice People or Hire People to be Nice ?

Apapun yang Anda pilih, Anda tetap harus membayar resiko. Kembali lagi, tidak ada karyawan yang sempurna karena sejatinya pun tidak ada perusahaan yang sempurna. Yang dapat dilakukan hanya saling menerima satu sama lain sesuai batas toleransi. 

Seseorang yang telah menikah dalam waktu lama pun bukan karena keduanya adalah sosok tanpa cela. Oleh karena itu, baik perusahaan dan karyawan perlu saling mengisi agar tujuan perusahaan dan tujuan individu dapat tercapai. Tidak ada yang sempurna, namun setiap pihak dapat mengusahakan yang terbaik dari dirinya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Exam (2009) : Alasan Lain Mengapa Anda Belum Diterima Kerja


Dari sekian banyak hal yang kita miliki, memiliki pekerjaan adalah salah satu hal yang patut disyukuri. Namun kini, membutuhkan sumber pencaharian tidak lagi menjadi satu satunya alasan untuk bertahan dalam satu pekerjaan. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan pengembangan diri, keinginan untuk mendapatkan lingkungan kerja yang nyaman menjadi faktor lain yang mulai menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih pekerjaan. Karenyanya, kita semakin selektif dalam memilih pekerjaan agar kelak tidak hanya kebutuhan materiil yang terpenuhi melainkan juga kebutuhan batin.

Sayangnya, adanya persaingan dengan ratusan pelamar kerja lainnya dan proses seleksi perusahaan yang semakin ketat membuat proses mendapatkan pekerjaan menjadi tidak mudah. Tidak jarang, hal ini cukup membebani para pencari kerja, tidak hanya bagi fresh graduate melainkan juga pekerja yang telah memiliki pengalaman. Padahal sudah mengirimkan puluhan lamaran dan sudah menghadiri belasan proses seleksi, masih juga tak kunjung mendapatkan pekerjaan.


Betapa kerasnya proses mendapatkan pekerjaan digambarkan dengan cukup apik dalam film yang disutradarai oleh Stuart Hazeldine yang berjudul “Exam” pada tahun 2009. Film ini menceritakan 8 orang yang tengah mengikuti proses ujian di sebuah perusahaan yang cukup ternama. Proses ujian menjadi begitu menegangkan karena mereka diminta untuk menjawab soal yang tidak tertulis di kertas ujian mereka.



Sebagian besar film ini menceritakan apa yang mereka lakukan untuk menyelesaikan ujian tersebut selama 80 menit. Dalam film ini, dikisahkan bahwa mereka tidak mengetahui secara persis posisi apa yang mereka lamar dan tugas apa yang perlu mereka kerjakan. Mereka bersedia mengikuti proses rekrutmen dengan berbekal pengetahuan mereka mengenai latar belakang perusahaan tersebut.

Satu per satu para kandidat tersebut gugur dalam ujian karena melanggar peraturan yang telah ditentukan  hingga tersisa satu kandidat wanita yang dinyatakan “lulus” ujian oleh pengawas. Hampir di sepanjang ujian, kandidat tersebut (dijuluki Blonde) bersikap lebih pasif dibanding kandidat lainnya. Ia lebih banyak diam dan mendengarkan ketika kandidat lainnya sibuk mencari cara untuk menemukan isi soal. Meski demikian, kandidat tersebutlah yang akhirnya berhasil mendapatkan offering dari perusahaan tersebut.

Di akhir film diceritakan alasan mengapa kandidat tersebut dipilih. Rupanya sikap bijak, keinginan untuk mendengar, kepedulian terhadap orang lain dan ketelitian dalam dirinya merupakan hal yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut saat itu.

Lantas, apakah 7 kandidat lainnya tidak layak dipekerjakan ? Tentu saja tidak. Mereka telah melewati rangkaian tes yang cukup ketat untuk sampai pada tahap ujian tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa mereka memiliki tingkat intelegensi yang tidak perlu diragukan.

Kandidat yang dijuluki “Cina” merupakan kandidat yang pertama kali didiskualifikasi dalam ujian tersebut. Ia menuliskan beberapa kalimat dalam lembar ujian yang membuatnya tersingkir dari ujian tersebut. Tidak diketahui pasti bagaimana karakter dari “Cina”, namun ia adalah kandidat pertama yang berinisiatif melakukan sesuatu.

Kandidat yang cukup mendominasi film ini dijuluki “White” yang menggerakkan kandidat lainnya untuk bekerja sama menemukan isi soal. Meski ia memiliki karakter yang cukup menyebalkan, ia cukup handal dalam menggerakkan orang lain untuk mencapai satu tujuan melalui instruksinya. Kemampuan seperti ini sangat dibutuhkan dalam bekerja terlebih ketika kita dihadapkan untuk memimpin sebuah tim dalam sebuah proyek.

Dark dan Black sendiri digambarkan sebagai kandidat yang cukup menguasai suatu hal meski film ini tidak menceritakan pengalaman kerja mereka. Black handal dalam ilmu kimia sedangkan Dark menguasai ilmu psikologi. Kemampuan teknis ini tentu dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan Deaf yang sejak awal digambarkan sebagai sosok autis ternyata merupakan pendiri dari perusahaan tersebut. Meski memiliki kendala dalam berkomunikasi dengan orang lain, nyatanya Deaf memiliki kecerdasan untuk menciptakan suatu hal yang bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, Deaf membutuhkan sosok seperti Blonde yang dapat menutupi kekurangannya dan dapat dipercayai untuk bersama sama menjalankan bisnis tersebut.


Film ini memiliki banyak kesan moral yang dapat diambil. Namun satu hal yang cukup menarik perhatian saya bahwa setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam proses rekrutmen yang bisa jadi tidak sama dengan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan lain untuk posisi yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh budaya perusahaan, situasi persaingan bisnis, dan kondisi internal perusahaan lainnya.

7 kandidat lain yang tersingkir tidaklah kandidat yang tidak kompeten, hanya saja mereka bukanlah kandidat yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Bisa jadi mereka akan berhasil mendapatkan pekerjaan yang sama baiknya di perusahaan lain atau mungkin Blonde akan mengalami kegagalan dalam proses rekrutmen di perusahaan lain.

Oleh karena itu, bagi Anda yang saat ini tengah menghadapi kesulitan dalam mencari kerja, yakinilah satu hal bahwa Anda istimewa dan Anda layak. Ketika Anda mengalami kegagalan dalam proses rekrutmen di suatu tempat sedangkan Anda yakin telah memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan, yakinlah bahwa pekerjaan tersebut adalah rezeki milik orang lain dan Tuhan telah memilihkan pekerjaan yang lebih baik untuk Anda.

Sama seperti jodoh, Tuhan memberikan jodoh “terbaik” bukan “tercepat”. Tetaplah berusaha menjadi yang terbaik dari diri Anda, tetaplah berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, dan tetaplah yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk Anda.

Benarkah Mereka Dengan Rutinitas di Depan Komputer Tidak Berkontribusi ?

Hasil adalah salah satu tolak ukur nyata dalam menilai kinerja seseorang dan kebenaran hal ini seringkali tidak perlu diragukan. Ada banyak contoh kasus yang menyebutkan bahwa perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan yang dianggap tidak mampu mencapai target hasil yang ditentukan. Namun seringkali pengertian dari hasil ataupun output kerja itu sendiri masih perlu dipertanyakan.

Berikut adalah contoh kasus yang belakangan ini saya temui.

Salah seorang rekan saya yang berprofesi sebagai HR Manager menceritakan sebuah kisah yang cukup menarik perhatian saya. Saat itu, ia baru saja mulai bekerja di sebuah perusahaan ketika salah seorang General Manager (yang merupakan atasannya) menyampaikan sebuah pernyataan seperti di bawah ini ;

"Saya tidak ingin sembarangan memberikan status karyawan tetap kepada karyawan. Saya harus pastikan bahwa karyawan tersebut memberikan kontribusi kepada perusahaan. Jangan sehari hari sibuk di depan komputer tapi tidak ada efek nyata ke bisnis."



Kalimat yang digaris bawahi adalah kalimat yang cukup membuat saya berpikir keras. Sayangnya atasan dari rekan saya tidak mengucapkan dengan jelas maksud dari ucapan tersebut sehingga berhasil membuat saya bertanya tanya, apakah benar mereka yang rutinitas kerjanya berada di depan komputer tidak memberikan kontribusi ke bisnis ?

Pada akhirnya saya meyakini bahwa pernyataan tersebut adalah salah karena saya menyadari adanya beberapa hal berikut ;

Setiap posisi memiliki output yang berbeda

Ketika berbicara mengenai posisi Sales Executive, maka nilai penjualan yang dihasilkan adalah output dari kinerjanya. Penarikan datanya pun tidak perlu diragukan karena hasilnya dapat tertangkap dengan mudah oleh sistem. Dan tentu jelas, hasil penjualan berpengaruh secara langsung terhadap bisnis perusahaan.

Selanjutnya, mari kita bicara mengenai posisi Account Receivable, meski tidak terlibat dalam penjualan mereka berperan besar dalam penagihan piutang. Jumlah pembayaran tagihan dari customer merupakan output kinerja mereka yang juga dapat dengan mudah tertangkap oleh sistem. 

Untuk posisi Purchasing, jumlah Purchase Request yang terpenuhi adalah output utama dari kinerja mereka. Apabila hal ini tidak tercapai akan mempengaruhi proses penjualan dan tentunya berpengaruh terhadap bisnis. Output lain yang dihasilkan adalah efisiensi harga yang berpengaruh pada besaran Harga Pokok Penjualan. Bicara mengenai rutinitas, sebagian besar waktu kerja mereka dihabiskan dengan pembuatan dokumen pembelian dan negosiasi dengan vendor di samping tentunya berkoordinasi dengan departemen lain. 

Lebih lanjut lagi, mari kita bicara mengenai posisi IT Support yang output utama kerjanya adalah menyelesaikan permasalahan hardware di area kerja. Jika mereka tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, akibatnya pun tidak kalah fatal. Bisa jadi sales tidak dapat melakukan penjualan barang dikarenakan tidak mampu mengakses sistem untuk memeriksa ketersediaan barang. 

Setelah memahami output kerja dari 4 posisi yang terlihat cukup vital dalam perusahaan, mari kita bergeser ke posisi support lainnya yaitu Office Boy. Output kerjanya adalah lingkungan kantor yang bersih. Apakah hal ini berpengaruh terhadap bisnis ? Jawabannya adalah tidak secara langsung. Untuk beberapa bidang usaha, bisnis mereka akan tetap berjalan meski lingkungan kerja terlihat kotor. Namun tentunya hal ini tidak membuat karyawan merasa nyaman. Jika ditanya apakah posisi Office Boy penting, jawabannya adalah iya karena mereka berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. 

Terakhir, bayangkan posisi Admin HRD dengan absensi, pendaftaran BPJS, kegiatan surat menyurat sebagai bagian dari rutinitasnya. Apakah hal ini berpengaruh terhadap bisnis ? Jawabannya juga tidak secara langsung. Kemungkinan besar karyawan lain tidak merasakan output kerjanya secara langsung. Namun ketika mereka menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat ketika sakit, Admin HRD adalah sosok yang membantu mereka untuk mendapatkan fasilitas tersebut. 

Dalam bekerja, seringkali kita menganggap posisi lain dengan sebelah mata atau bahkan tidak jarang menganggap posisi lain sebagai sebuah bagian dari pekerjaan yang "tidak menghasilkan". Perlu diketahui bahwa bisnis dapat dianalogikan sebagai sebuah roda dimana bagian sekecil apapun berkontribusi pada bagian lain. Dan suatu posisi tercipta bukan tanpa alasan, suatu posisi ada karena memang ia dibutuhkan untuk menghasilkan suatu output, baik berakibat langsung kepada bisnis maupun tidak. 

Key Performance Indicator (KPI) sebagai peranan kunci

Lalu bagaimana mengetahui seberapa besarnya kontribusi seseorang terhadap pekerjaannya ? Hal ini dapat dijawab dengan terlebih dahulu memahami apa KPI untuk kemudian menjadi tolak ukur kinerja seseorang. Bisa jadi seseorang terlihat santai tanpa beban karena ia telah mencapai target kerja yang ditentukan melalui KPI atau bisa jadi seseorang terlihat banting tulang mengejar target kerja. Dan bagaimana perilaku seseorang kepada seorang lainnya ataupun jumlah kehadiran seseorang tidak serta merta menunjukkan kualitas kerja seseorang. 

KPI menjadi jawaban atas pertanyaan "apakah suatu posisi berkontribusi kepada bisnis ?". KPI individu yang baik seharusnya merupakan turunan dari KPI departemen dan seterusnya. Adalah wajar jika seseorang dinyatakan tidak berkontribusi karena tidak mampu memenuhi KPI yang ditetapkan. Namun jika seseorang dinyatakan tidak berkontribusi kepada bisnis padahal ia berhasil mencapai KPI yang ditetapkan, yang perlu dipertanyakan adalah isi dari KPI tersebut bukan kualitas kerja dari seseorang tersebut. 

Oleh karena itu, seringkali pembuatan KPI untuk pertama kalinya memakan waktu yang cukup lama dimulai dari pembuatan, penarikan data dan review ulang. Peranan KPI memang tidak main main, KPI tidak hanya alat ukur kinerja melainkan juga sebuah pedoman seseorang untuk mencapai kualitas kerja yang diharapkan. 

Dalam kisah yang dialami oleh rekan saya, ada baiknya digali lebih lanjut mengenai apakah pernyataan tersebut merupakan bagian dari pengalaman di masa lalu atau hanya perumpamaan. Jika memang hal tersebut pernah terjadi, perlu dipastikan kembali definisi dari "posisi yang sibuk di depan komputer" dan definisi dari "tidak berkontribusi". Semakin dalam diketahui akar dari pernyataan tersebut, maka semakin tepat langkah yang diambil untuk menanggulangi. Apakah benar diakibatkan dari kualitas karyawan atau definisi dari "berkontribusi" yang tidak dipahami oleh semua pihak. Jangan sampai asumsi ini mempengaruhi pandangan seseorang terhadap orang lain yang kemudian menimbulkan kecanggungan dalam berinteraksi.

Saling menghargai adalah hal yang seringkali ditekankan dalam kehidupan sosial, begitu pula dalam bekerja. Hal ini tidak hanya perlu diterapkan dalam diri kita sebagai seorang individu, melainkan dalam diri kita sebagai seorang pekerja profesional maupun seorang leader. Bahwa orang lain memiliki peranannya tersendiri yang perlu kita hargai. Sebagai seorang individu, pekerja profesional maupun seorang leader, sebaiknya kita tidak menarik kesimpulan dengan cepat sebelum melihat data atau fakta yang terjadi karena suatu yang terlihat tidak selalu menceritakan yang sebenarnya. 

4 Tips Membuat Proses Onboarding Menjadi Lebih "Hangat"

Mendapatkan pekerjaan adalah hal yang menyenangkan bagi sebagian besar. Adalah wajar jika di hari pertama bekerja kita akan merasa grogi dan canggung mengingat bahwa kita dihadapkan pada lingkungan yang baru. Jika mendapat pekerjaan adalah hal yang menyenangkan, maka merasa nyaman di lingkungan kerja yang baru adalah hal yang membutuhkan proses. Disinilah HR berperan besar untuk membantu setiap karyawan baru beradaptasi dengan lingkungannya.

Di awal mulai bekerja, umumnya HR akan memberikan induksi / onboarding kepada karyawan baru dengan menjelaskan beberapa peraturan umum perusahaan dan mengenalkan karyawan tersebut kepada karyawan lain. Di beberapa perusahaan, mereka telah merancang suatu training yang ditujukan agar karyawan dapat memahami budaya dan proses kerja di perusahaan tersebut. Namun ternyata, masih ada banyak cara yang tidak hanya membuat karyawan baru merasa nyaman di hari pertama kerjanya melainkan juga merasa "disambut".

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk menyambut karyawan baru Anda.


Berikan Email Berisi Arahan di Hari Pertama Kerja

Umumnya setelah kita mendapatkan informasi bahwa kita diterima kerja, informasi selanjutnya yang akan kita terima adalah offering dan kelengkapan data yang perlu disiapkan di hari pertama bekerja. Anda dapat menambahkan sentuhan ekstra pada informasi yang Anda berikan melalui email yang berisikan ;

  • Sampaikan selamat datang dan sampaikan betapa kehadiran karyawan tersebut sangat bermakna bagi perusahaan. 
  • Jelaskan arahan arahan yang sederhana namun membantu mereka di hari pertama kerja, misalkan ; lokasi parkir, waktu kerja, PIC yang dihubungi di hari pertama kerja, sistematika penukaran kartu akses, dsb.
Pastikan bahwa karyawan tersebut telah mendapatkan gambaran tentang apa saja yang perlu dipersiapkan selain dokumen identitas. Jangan biarkan karyawan tersebut menghabiskan waktu untuk mencari lokasi parkir sehingga datang terlambat. Hal yang diharapkan adalah karyawan tersebut tidak datang dengan langkah canggung melainkan dengan langkah mantap karena ia yakin bahwa ia tidak hanya diterima, melainkan disambut. 

Siapkan Kartu Ucapan

Bagi beberapa orang, merangkai kata adalah sesuatu hal yang sulit. Namun, hebatnya sebuah kata adalah ia mampu membuat seseorang merasa tersudutkan maupun merasa tersanjung. Anda mungkin tidak menyadari bahwa sebuah kartu ucapan berisikan "Welcome Aboard" yang Anda tuliskan mampu membuat karyawan tersebut merasa bahwa kehadirannya telah ditunggu. 

Akan lebih berkesan jika kartu ucapan tersebut dibuat oleh atasan langsung karyawan tersebut dan juga ditandatangani oleh anggota tim lainnya. Mungkin Anda tidak menyangka bahwa hal sederhana tersebut mampu membuat orang lain merasa senang.

Datang Lebih Awal

Jika pada umumnya Anda datang ke kantor tepat 1 menit sebelum jam kerja dimulai, maka lakukanlah hal sebaliknya jika Anda kedatangan karyawan baru. Jika memungkinkan, perintahkan hal yang sama kepada atasan langsung karyawan tersebut dan timnya. Mungkin terkesan aneh, namun hal ini menciptakan sebuah kesan yang berbeda. 

Bayangkan jika Anda adalah seorang karyawan baru di suatu perusahaan dan Anda tiba di perusahaan tanpa ada satu orang pun di tim Anda yang telah hadir. Kemungkinan besar kita akan merasa bingung, canggung atau mungkin biasa saja. Bandingkan jika Anda tiba di sebuah perusahaan dengan seluruh anggota di tim tersebut telah hadir dan menjabat tangan Anda dengan bersahabat. Saya yakin kemungkinan besar Anda akan beranggapan bahwa lingkungan kerja tersebut begitu hangat. 

Buatkan Sebuah Denah

Akan mudah bagi seluruh karyawan untuk mengenal satu atau dua karyawan baru. Namun akan membutuhkan proses bagi seorang karyawan untuk mengenal seluruh karyawan di perusahaan tersebut. Jika bahkan karyawan tersebut tidak menghapal nama karyawan lain, maka akan timbul kecanggungan bagi karyawan tersebut untuk berinteraksi dengan karyawan lain.

Sebuah denah bisa menjadi sebuah solusi untuk memudahkan karyawan mengenal karyawan lainnya. Anda dapat membuatkan sebuah denah berisi lokasi tempat duduk setiap karyawan berikut posisi jabatan dan nomor ekstensinya. Hal ini akan mempermudah karyawan tersebut untuk lebih membaur dan merasa nyaman dengan karyawan lainnya.

Masa awal karyawan mulai bekerja adalah masa yang kritikal dimana ada banyak kasus dimana karyawan mengundurkan diri di beberapa hari berikutnya tanpa ada kabar. Bantulah setiap karyawan untuk merasa nyaman di masa awal kerjanya dan hal itu dimulai di hari pertama karyawan tersebut bekerja.

Hari pertama kerja adalah hal yang menarik bagi setiap orang dan orang lain di sekitarnya. Akan ada satu pertanyaan yang pasti akan muncul, "bagaimana hari pertama kerjamu ?". Buatlah agar karyawan tersebut tidak merasa bahwa harinya "biasa saja" melainkan mengatakan bahwa "ini adalah hari yang indah untuk saya".

Bantulah orang lain merasa bahwa ia telah melewati sebuah hari yang indah. Dengan demikian, ia akan merasa lebih bersemangat menjalani hari esok karena yakin bahwa kehadirannya membawa makna bagi orang lain.

Spongebob Squarepants : Tentang Semangat dan Komitmen Kerja

Saya rasa kita semua mengenal film kartun berjudul Spongebob dengan tokoh utama si busa kuning yang bekerja di sebuah restoran burger. Saya masih mengingat dengan jelas bahwa saya selalu menonton Spongebob sebelum berangkat ke sekolah. Meski seringkali sosok Spongebob tampil menyebalkan bersama sahabatnya, Patrick, Spongebob digambarkan sebagai teman yang tulus.

Tentu kita mengingat bahwa Spongebob pekerja sebagai pembuat krabby patty di restoran Krusty Krab yang dimiliki oleh Tuan Crab. Spongebob memiliki rekan kerja bernama Squidward yang bertugas sebagai kasir. Krusty Krab digambarkan sebagai restoran populer dengan krabby patty sebagai menu juaranya.



Jika Squidward merasa terjebak dalam pekerjaannya, maka Spongebob sangat mencintai pekerjaannya. Ia merasa sangat bangga dapat membuat krabby patty sehingga ia selalu bersemangat menjalani pekerjaannya. Saya hampir tidak bisa mengingat kapan Spongebob datang bekerja dengan perasaan malas, kecuali ketika spatulanya rusak.

Spongebob berhasil membuat saya tersadar melalui sikap positifnya dalam bekerja. Setidaknya, ada beberapa hal yang patut ditiru dari si kuning ini untuk menimbulkan semangat dalam bekerja.

Membawa Energi Positif

Dalam cerita ini digambarkan bahwa Squidward merasa tergangu dengan adanya Spongebob dan selalu berharap memiliki hari tanpa ada Spongebob di sekelilingnya. Sayangnya, Spongebob selalu mendekati Squidward tanpa peduli sekeras apapun penolakan yang ia terima karena baginya Squidward adalah temannya. Dalam beberapa hal, Spongebob bersikap menyebalkan namun ia selalu berusaha bekerja sama dengan baik bersama Squidward. 

Spongebob selalu datang dengan semangat karena ia sangat mencintai pekerjaannya. Meski terkadang hari terasa berat, keesokan harinya Spongebob akan kembali datang seolah tidak ada hal buruk yang telah terjadi. 

Dalam satu episode diceritakan bahwa Spongebob selalu menjadi karyawan terbaik di Krusty Krab, meski nyatanya Tuan Crab hanya memiliki 2 pegawai. Dan meskipun Squidward tidak antusias terhadap pekerjaannya, Spongebob tetap berusaha melakukan yang terbaik dari dirinya. 

Service Excellent

Selain bertugas untuk membuat krabby patty, Spongebob juga bertugas untuk mengantarkan makanan ke pelanggan. Dalam suatu episode, digambarkan bahwa Spongebob mengetahui nama setiap pelanggan Krusty Krab dan selalu menyapa mereka dengan ramah. Tidak hanya itu, ia bahkan membuat sebuah buku yang berhasil membantu Squidward untuk mengenal para pelanggan Krusty Krab. 

Can Do Attitude

Spongebob digambarkan sebagai pribadi yang bersedia mengambil tanggung jawab lebih ketika Squidward lebih memilih bersantai di rumahnya. Dalam satu episode, Spongebob diberikan tugas oleh Tuan Crab untuk memata matai Plankton yang merupakan kompetitor mereka. Spongebob berusaha menjalankan tugasnya dengan penuh totalitas dengan ditemani Patrick. 

Dalam episode lain, digambarkan Krasty Krab sedang kedatangan tamu dan Spongebob dituntut untuk merepresentasikan kepada tamu tersebut bahwa Krasty Krab adalah tempat yang layak dipertimbangkan. Dalam episode ini digambarkan bahwa Spongebob sedikit merasa tertekan namun tetap memerintahkan kepada dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik. Meski pada akhirnya acara tersebut gagal karena Spongebob tidak dapat mengingat namanya, setidaknya sebelumnya ia berhasil membuat sang tamu merasa terpukau dengan pelayanan yang ia berikan. 

Menghormati Atasannya

Digambarkan bahwa Spongebob selalu patuh pada perintah Tuan Crab meski seringkali ia dengan mudah dibohongi olehnya dan meskipun Tuan Crab adalah sosok yang kikir. Secara tersirat, Tuan Crab menyukai hasil kerja Spongebob yang dianggap mampu mendatangkan uang bagi Krusty Krab.

Tidak Menghabiskan Waktu untuk Hal Negatif

Bukan karena Krusty Krab hanya memiliki 2 karyawan, namun dalam beberapa hal Spongebob sebenarnya memiliki kesempatan untuk terlibat dalam office politic. Sikap Squidward yang terkadang menjengkelkan bisa saja membuatnya merasa tidak nyaman dan kemudian mengakibatkan hubungannya dengan Squidward merenggang. Atau bisa saja Spongebob mengajukan protes ke Tuan Crab karena banyaknya pekerjaan yang ia kerjakan. Namun pada akhirnya Spongebob memilih untuk tidak melakukan hal hal yang bisa jadi menimbulkan emosi negatif. 

Pandai Menjaga Rahasia

Dengan sikap polosnya, Spongebob seringkali diperalat oleh Plankton untuk dapat membocorkan resep rahasia krabby patty. Dalam suatu episode, Plankton menggunakan sebuah alat untuk mengetahui isi kepala Spongebob yang hasilnya nihil. Di lain episode, Spongebob digambarkan memiliki komitmen untuk menjaga resep rahasia krabby patty ketika Plankton datang menyerang Krusty Krab dengan alat alatnya yang canggih. 

Setidaknya itulah beberapa hal yang bisa saya simpulkan dari sosok Spongebob melalui episode yang beberapa hari ini saya tonton. Oh tentu saja Spongebob memiliki kelemahan seperti ceroboh dan terkadang kekanak kanakan. Namun sikap positif yang ia pancarkan patut membuat Tuan Crab menganggapnya sebagai salah satu aset yang harus dijaga. 

Saya tidak ingin mengatakan bahwa Spongebob adalah sosok ideal yang sepenuhnya dapat ditiru, namun Spongebob memiliki beberapa sikap kerja yang patut dimiliki jika kita ingin menjadi seorang bintang dalam karir kita. Satu hal yang terlihat jelas dari Spongebob adalah kecintaannya dan komitmennya terhadap pekerjaannya yang membuatnya selalu menjalankan tugasnya dengan baik.

Saya tidak menyangka si spons kuning mampu mengajarkan banyak hal yang dapat diterapkan dalam pekerjaan. Seperti warna Spongebob, mari mulai pekerjaan kita dengan semangat seolah pekerjaan kita adalah pekerjaan yang paling membanggakan. Tak peduli apapun pekerjaan kita, membanggakan tidaknya suatu pekerjaan ditentukan oleh sudut pandang kita, bukan oleh pernyataan orang lain. 

Mari awali pekan ini dengan ceria dan komitmen. Selamanya tetap akan tertulis "mari awali" karena semangat kerja dan komitmen seharusnya tak pernah berakhir. 

Selamat bekerja ! Selamat memulai aktifitas.