Home » » Hanya Karena Orang Lain Berbeda, Bukan Berarti Mereka Salah

Hanya Karena Orang Lain Berbeda, Bukan Berarti Mereka Salah

Kamu jangan terlalu sering sensitif seperti itu, lama lama merusak karakter kamu. 

Itu adalah salah satu curhatan kenalan saya, sebut saja Nia yang dalam kesehariannya dominan menggunakan perasaan dibanding logikanya. Nia memiliki atasan yang sangat logis dan menganggap terlalu membawa perasaan itu tindakan tidak profesional. Tentu saja atasan Nia sering menganggap Nia tidak profesional bahkan menjuluki Nia sebagai si tukang baper "bawa perasaan".

Sebaliknya, Nia seringkali merasa kesal dengan atasannya yang dianggap seringkali bertindak tanpa memperhatikan perasaannya. Nia terus terusan merasa tertekan hingga akhirnya ia memutuskan untuk resign karena menganggap ia tidak cocok dengan budaya kerja yang diterapkan oleh atasannya.



Sebenarnya apa yang salah ?

Dari cerita di atas dapat dilihat bahwa baik Nia dan atasannya tidak berusaha saling memahami. Hal itu menyebabkan adanya pergesekan antara Nia dan atasannya yang melelahkan bagi kedua belah pihak.

Dalam bekerja, kita akan menghadapi orang lain yang kepribadiannya berbeda dengan kita. Akan sangat baik jika kita dapat saling memahami kepribadian orang lain dan tidak memaksakan kehendak kita. Yang terburuk adalah, hanya karena orang lain berbeda dengan kita lantas kita menilai mereka salah.

Kita sering mendengar ungkapan, kita tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi atasan kita. Oleh karena itu, sebagai bawahan kita harus menyesuaikan diri dengan atasan. Hal tersebut memang benar. Namun sebagai atasan, adalah suatu kewajiban untuk memperlakukan orang lain dengan adil yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik setiap orang. Seringkali para atasan bersikap keras kepala dan terlalu idealis, itulah mengapa sebagian besar penyebab karyawan resign adalah karena tidak cocok dengan atasan.

Ada banyak alat tes yang digunakan untuk melihat kepribadian seseorang seperti DISC atau MBTI. Tes ini cukup sering digunakan dalam proses rekrutmen di banyak perusahaan, sayangnya belum tentu pihak manajemen mengerti maksud dan tujuan dari tes tersebut.

Misalkan MBTI yang memberikan kita informasi bahwa ;

  • Ada seseorang yang ekstrovert dan seseorang yang introvert
  • Ada seseorang yang menyerap informasi berdasar fakta dan ada yang berdasar intuisi
  • Ada seseorang yang mengambil keputusan berdasar logika dan ada yang berdasar perasaan
  • Ada seseorang yang menanggapi sesuatu dengan kaku dan ada yang menanggapinya dengan fleksibel
Seperti pada kodratnya, manusia dilahirkan dengan banyak kekurangan dan kelebihan, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu, berhentilah menilai orang lain yang berbeda dengan Anda adalah pribadi yang buruk. Apakah Anda sudah cukup sempurna untuk menghakimi orang lain ?

0 komentar:

Post a Comment