Dalam dunia kerja, Anda tentunya tidak asing dengan istilah Key Performance Indicator (KPI) yang sesuai namanya berisikan indikator indikator yang menentukan bagus tidaknya kinerja Anda dalam suatu periode. Pencapaian KPI ini akan direview secara berkala untuk mengetahui apakah Anda berhasil mencapai target yang diberikan atau justru sebaliknya. Hasil dari penilaian kinerja ini seringkali berdampak pada kompensasi yang Anda terima, besaran bonus, kesempatan promosi dan lain sebagainya.
Semua orang tentunya berharap mendapatkan hasil penilaian kinerja yang memuaskan. Sayangnya, hasil penilaian kinerja yang memuaskan tidak turun begitu saja dari langit, Anda perlu bersikeras untuk mendapatkannya. Sayangnya juga, usaha keras Anda belum tentu membuahkan hasil sesuai yang Anda harapkan dan tidak jarang tidak membuahkan apapun.
Sebagai seorang karyawan tentu Anda telah berusaha menjalankan pekerjaannya secara maksimal. Lalu, bagaimana jika Anda telah berusaha memberikan yang terbaik, namun ternyata hasil penilaian kinerja Anda masih belum memenuhi standar ?
Kecewa, sedih, malu, marah dan segala emosi negatif kemungkinan besar akan menghampiri Anda. Kecewa pada diri sendiri karena tidak bisa memberikan yang terbaik. Sedih karena tidak mendapatkan apa yang Anda harapkan. Malu karena ternyata rekan kerja Anda lainnya mampu memberikan kinerja lebih baik dibanding Anda. Marah karena merasa tidak mendapatkan hasil sebesar apa yang telah Anda berikan. Anda dapat merasakan berbagai macam emosi negatif dan itu adalah hal yang normal.
Hasil penilaian kinerja yang tidak memuaskan bukanlah hal yang diharapkan. Hal ini seperti merupakan tiket menuju berbagai hal yang tidak diinginkan lainnya. Tidak mendapatkan bonus, demosi hingga pemutusan hubungan kerja seolah merupakan pintu tersembunyi dibalik hasil penilaian kinerja yang tidak memuaskan. Bagi beberapa orang, hal ini merupakan hal yang buruk.
Sebagian menganggap hasil penilaian kinerja yang buruk sebagai bad life, seolah olah hasil penilaian kinerja merusak citra diri Anda dan melukai harga diri Anda di depan rekan rekan Anda. Sebagian lagi menganggap hasil penilaian kinerja yang buruk sebagai bad dream, seolah olah penilaian kinerja yang buruk adalah suatu hal yang akan mudah dilupakan segera setelah terbangun dari tidur.
Menganggap hal tidak diharapkan ini sebagai bad dream sepertinya terdengar lebih menyenangkan meski kemungkinan hal ini juga mengarahkan Anda kepada bad life. Nyatanya bagi sebagian orang menganggap hal ini sebagai bad dream membutuhkan effort lebih besar dibanding menerimanya sebagai bad life. Tapi toh, semua ini bergantung pada pilihan Anda, apakah Anda menganggapnya sebagai bad life yang membebani Anda atau bad dream yang sama sekali tidak mengganggu. Oleh karena itu, bagaimana jika kita anggap hasil penilaian kinerja buruk sebagai bad dream semata karena memang hal ini tidak akan benar benar menghancurkan Anda karena beberapa hal berikut ;
0 komentar:
Post a Comment