Home » , » Renungan : Jika Bekerja Adalah Berinvestasi

Renungan : Jika Bekerja Adalah Berinvestasi



Hari ini saya bertemu dengan salah seorang teman saya, kami berbincang cukup lama hingga secara spontan saya bertanya kepadanya “apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan ? ”. Ia menjawab dengan tenang bahwa ia ingin mahir di bidang investasi. Ia menjelaskan berbagai hal yang ia ketahui mengenai investasi, dan saya merasakan betapa besarnya minatnya terhadap investasi meski ia tidak menceritakannya dengan menggebu gebu.

Investasi, semakin besar resiko yang diambil semakin besar keuntungan yang kita terima. Apa yang kita pertaruhkan sebanding dengan apa yang kita dapat, jika berhasil. Namun, apa yang kita pertaruhkan tidak serta merta menentukan besaran yang kita dapatkan karena bisa jadi usaha kita gagal. Itulah mengapa butuh banyak perhitungan dalam melakukan investasi, bukan hanya mengenai seberapa besar yang kita dapatkan melainkan seberapa besar yang kita pertaruhkan dan kesiapan kita jika kita harus kehilangan segalanya yang kita pertaruhkan.



Hal ini mengingatkan saya tentang dunia kerja yang menawarkan kita berbagai resiko untuk dihadapi. Dimulai dari tuntutan untuk melakukan penginputan data tanpa eror, melakukan pengadaan sesuai spesifikasi dan tepat waktu, memenuhi target penjualan dan penagihan, dan banyak tuntutan lainnya. Tuntutan yang kemudian menjadi resiko dalam pekerjaan kita telah dipaparkan dengan jelas dalam KPI kita.

Tanpa disadari, kita telah mempertaruhkan waktu dan tenaga dalam bekerja. Kita adalah investor dalam karir kita sendiri, sehingga ;

  • Jika kehilangan waktu dan tenaga adalah resiko yang kita ambil, seberapa besar return yang akan kita dapatkan ?
  • Dan jika kenaikan jabatan adalah return yang kita inginkan, seberapa besar resiko yang diperlukan ?

Apakah selama ini kita memberikan hal yang sepadan untuk apa yang kita harapkan ? Jika menginginkan kenaikan gaji, sudahkah kita mencapai target yang telah ditentukan ? Jika mengharapkan kenaikan jabatan, sudahkah kita memenuhi kualifikasi yang diminta ?

Sebaliknya.

Apakah yang kita terima sebanding dengan apa yang kita harapkan ? Jika kita telah mencapai target yang ditentukan, apakah kita telah mendapatkan kenaikan gaji yang diinginkan ? Jika kita telah memenuhi kualifikasi ke jenjang yang diharapkan, apakah kita mendapatkan kenaikan jabatan yang diharapkan ?

Jika jawabannya adalah iya, maka selamat karena kita telah berhasil. Namun jika jawabannya adalah tidak, apakah kita rugi karena kehilangan hal yang kita pertaruhkan ? Ketika kita tidak mendapatkan return yang diharapkan dalam karir, maka tinjaulah beberapa hal berikut ;

  • Apakah kita telah memahami “cara main” untuk mendapatkan return tersebut ? Apakah untuk mendapatkan kenaikan gaji kita cukup perlu mendapatkan rating Good atau jangan jangan kenaikan gaji diberikan kepada karyawan dengan rating Excellent ?
  • Apakah kita memahami situasi pasar ? Apakah kita adalah kandidat tunggal untuk mendapatkan kenaikan jabatan atau jangan jangan ada kandidat lain dengan kemampuan yang sama dengan kita yang belum kita pertimbangkan ?
  • Apakah strategi yang telah kita ambil sesuai ? Apakah kita telah memperluas sumber rekrutmen jika kita mengharapkan pemenuhan tenaga kerja tepat waktu ?
  • Apakah resiko yang kita pertaruhkan sesuai dengan kapasitas kita ? Apakah kita benar benar sanggup menangani target penjualan yang ditentukan jika sebelumnya kita tidak memiliki pengalaman sebagai seorang sales ?
  • Apakah kita menanggung resiko untuk return yang pasti ? Apakah perusahaan kita membutuhkan seorang supervisor hingga kita berusaha keras meningkatkan kemampuan atau jangan jangan perusahaan saat ini hanya membutuhkan senior staff ?

Ketika kita telah mengalami rugi dalam “investasi” karir kita, setidaknya ada 2 tindakan yang dapat kita ambil ;

  • Memperbaiki cara kita dalam menanggung resiko dengan memahami situasi dan kondisi pasar, mengenali kapasitas diri kita dan mendalami strategi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya kembali mempertaruhkan resiko yang sama untuk return yang diharapkan. Mungkin kita perlu mengkaji ulang strategi yang kita lakukan dalam rekrutmen agar permintaan tenaga kerja terpenuhi tepat waktu atau kita perlu meningkatkan kinerja sehingga layak mendapatkan kenaikan gaji.
  • Jika Anda telah memperbaiki diri namun belum mendapatkan return yang diinginkan, maka tidak ada salahnya mencoba peruntungan lain. Mungkin kita telah berinvestasi di tempat yang kurang tepat. Mungkin kita perlu melihat kesempatan karir yang lain jika kita tidak mendapatkan karir yang diinginkan sedangkan kita rela mengambil resiko yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Namun apakah benar benar ada sebuah kerugian dalam investasi ? Saya rasa tidak, karena sebuah kegagalan memberikan kita sebuah pelajaran yang berharga. Sebuah kegagalan mengingatkan kita untuk terus memperbaiki diri hingga mencapai hasil yang kita inginkan.

Pertanyaan terakhir, return apa yang kita harapkan dalam karir kita ? Sudahkah kita memahami keinginan kita dan sudahkah kita siap mempertaruhkan resiko untuk mencapainya ?

Secara kasat mata, seseorang melakukan pekerjaan untuk mendapatkan imbalan. Namun benarkah bekerja hanya sekedar untuk mendapatkan imbalan ? Apakah yang ingin kita penuhi dengan bekerja ? 
Benarkah bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan material atau ada “nilai” lain yang perlu diperjuangkan ?

Tidak ada yang salah dari setiap jawaban kita. Karena setiap dari kita telah menentukan standar hidup kita masing masing. Dan adalah tugas kita untuk mempertahankannya tidak peduli jika orang lain berkata buruk tentang standar yang kita miliki. Karena kita adalah investor untuk karir kita, tanpa peduli apakah kita memilih menjadi seorang risk taker maupun seorang risk averse.

Karena sebenarnya, tidak ada sebuah perjuangan yang sia sia.

1 komentar:

  1. Terimakasih infonya. Jangan lupa kunjungi kami http://bit.ly/2MZshrf

    ReplyDelete