Home » , » Mana Yang Lebih Baik : Hire Nice People or Hire People to be Nice ?

Mana Yang Lebih Baik : Hire Nice People or Hire People to be Nice ?

Bicara tentang rekrutmen, mau tidak mau kita juga ikut bicara tentang kompetensi. Sebagai seorang recruiter, adalah penting untuk merekrut seseorang yang memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan. Hal lain yang tidak kalah penting, recruiter juga perlu merekrut seseorang yang sesuai dengan budaya perusahaan. Namun seringkali, karena situasi dan kondisi tertentu perusahaan dapat mempekerjakan seseorang meski ia tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

Tentu saja mempekerjakan seseorang tanpa kompetensi memiliki resikonya sendiri. Hal ini akan membuat perusahaan mengeluarkan tenaga dan waktu lebih untuk memberikan pelatihan kepada karyawan tersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena perusahaan tidak memiliki cukup waktu dalam mencari karyawan, "dititipkan", atau bisa juga karena karyawan tersebut memiliki potensi yang terpendam.

Karena hal ini cukup menguras tenaga, tidak sedikit perusahaan memilih untuk menyerah di tengah jalan. Bahkan saya pernah mendengar ungkapan bahwa seharusnya HR perlu merekrut nice people bukan people to be nice. Butuh waktu lama untuk mencerna ungkapan tersebut, karena sesungguhnya memang ungkapan tersebut perlu dicerna dengan baik.



Hire Nice People

Berhasil merekrut seseorang dengan segudang kompetensi yang kita idamkan memang merupakan sebuah anugerah. Karyawan yang kompeten akan mempermudah roda operasional dalam bekerja di samping mampu meminimalisir waktu dan tenaga dalam proses pelatihan. Tentu saja, dikarenakan karyawan kompeten ini merupakan suatu asset, maka ia perlu penanganan lebih dibanding yang karyawan lain.

Namun, merekrut seseorang yang kompeten pun memiliki pertimbangan tersendiri seperti berikut ;

Cara Mendapatkan

Andai saja emas terletak di atas daun, mungkin para pemburu emas tidak perlu menerobos ke kedalaman tanah untuk mendapatkannya. Begitu pula para kandidat kompeten tersebut. Untuk mendapatkannya pun perlu trik khusus, bisa jadi tidak cukup melalui iklan di media job posting namun perlu "membajak" dari "tetangga". Sebagai recruiter pun perlu memberikan pelayanan lebih ketika menangani kandidat berpotensi tersebut sehingga ia merasa tertarik untuk menjadi bagian perusahaan.

Contohnya, untuk mendapatkan seorang manager yang memiliki sepak terjang menangani sistem SAP bisa jadi tidak cukup diperoleh melalui Jobstreet. Tidak jarang para recruiter perlu "memasang muka tebal" untuk menghubungi satu per satu para profesional yang terhubung melalui akun Linkedinnya. 

Kompensasi

Emas 24 karat jauh lebih mahal dibanding emas 22 karat dan untuk mendapatkan emas 24 karat kita perlu merogoh kocek lebih dalam. Sama hal nya dengan mendapatkan karyawan yang kompeten, perusahaan perlu membayar kompensasi yang lebih tinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap kualitas yang ia miliki. 

Itulah mengapa HR perlu aktif memantau standar gaji perusahaannya dibanding perusahaan lain untuk tetap menjaga daya tarik perusahaannya di mata para pencari kerja. Karena kecil kemungkinannya seorang sales yang handal akan memutuskan bergabung dengan sebuah perusahaan yang memberikan komisi lebih kecil dibanding perusahaannya saat ini.

Sarana & Prasarana

Emas 24 karat memerlukan seperangkat alat mumpuni yang mampu mengubahnya menjadi sebuah perhiasan yang mewah. Dan untuk menunjukkan kinerja terbaiknya, karyawan kompeten pun perlu difasilitasi dengan sarana & prasarana yang mumpuni. 

Tidak hanya berupa alat kerja, sumber daya manusia dan peraturan yang mengatur proses kerja juga menjadi sarana prasarana yang dibutuhkan. Seorang sales yang memiliki track record sebagai best sales di perusahaan sebelumnya pun bisa jadi merasa tidak nyaman jika ia tidak diberikan budget untuk melakukan entertaint kepada customer. 

Tugas & Tanggung Jawab

Tidak hanya kompensasi yang diperlukan untuk menarik hati karyawan yang kompeten, pemberian tugas dan tanggung jawab adalah hal lain yang diperlukan. Akan sangat disayangkan jika seekor kuda yang kuat hanya disimpan di dalam kandang tanpa dipamerkan melalui arena pacu kuda. Begitu pula karyawan kompeten, mereka perlu diberikan tantangan kerja yang memotivasi mereka untuk memberikan kinerja terbaiknya. 

Seorang recruiter handal pun bisa jadi merasa bosan jika hanya diberikan tugas untuk merekrut seorang staff sedangkan sebelumnya ia telah terbiasa untuk merekrut karyawan dengan level supervisor ke atas. 

Kesamaan Visi

Untuk mencapai tujuan kebun binatang Ragunan, setiap penumpang busway dari halte Blok M perlu setuju untuk singgah di beberapa titik seperti LPPI, Arsip Nasional dan Ampera. Jika terdapat penumpang yang tidak menyetujui ketentuan tersebut, sebaiknya penumpang tersebut memilih transportasi lain agar tidak menghambat tujuannya maupun orang lain. 

Begitu pula dalam bekerja, seorang atasan perlu menyelaraskan visi yang ingin dicapai dengan para tim di bawahnya. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seseorang, semakin mereka berpegang teguh pada prinsipnya. Seorang HR yang terbukti kompeten pun bisa jadi memilih mundur ketika dihadapkan dengan tugas memecat seorang yang tidak bersalah. 

Mempekerjakan nice people atau seorang yang kompeten memang terlihat menggiurkan, namun bukan berarti tidak memiliki resikonya tersendiri. Mereka sulit didapatkan dan juga sulit dipertahankan. Bukan berarti tidak mungkin, mempekerjakan seorang yang kompeten dalam jangka panjang adalah mungkin jika kita mampu menangani mereka dengan baik sehingga perusahaan happy karyawan pun happy.

Hire People to be Nice

Yang terlintas ketika membaca kalimat di atas adalah adanya proses untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Proses tersebut berarti menjadikan seseorang yang tidak memenuhi kompetensi menjadi seseorang yang memenuhi kompetensi. Perlu tenaga dan waktu untuk melatihnya, dan juga perlu kesabaran untuk mentolerir kesalahan yang diperbuat selama proses tersebut. 

Meski terdengar melelahkan, namun nyatanya tidak ada salahnya mempekerjakan seseorang yang belum memenuhi kompetensi yang diminta karena alasan berikut ; 

Cepat Didapatkan

Mendapatkan alpukat mentah terkadang lebih mudah dibandingkan alpukat yang telah matang. Toh alpukat tersebut masih bisa diolah agar lebih cepat matang, yah daripada tidak mendapatkan alpukat sama sekali. 

Sama halnya ketika ingin mendapatkan seorang sales admin. Ketika diburu waktu, tidak ada salahnya mempekerjakan seseorang dengan latar belakang sebagai HR admin asalkan ia mampu mengoperasikan komputer. Dengan mencurahkan perhatian selama 3 bulan dan memberikan pengetahuan terkait prosedur dalam bekerja, bukan tidak mungkin ia dapat menjadi seorang sales admin yang handal. 

Dapat Dibentuk

Gelas kosong dapat menampung lebih banyak air dibandingkan gelas yang penuh. Sama halnya dengan mereka dengan pengalaman yang belum terlalu jauh, Anda masih memiliki kesempatan untuk memberikan pelatihan kepada mereka sehingga mereka dapat berjalan sesuai dengan jalur yang telah direncanakan. 

Awal Mula Karyawan Kompeten

Bukan hanya kompetensi yang perlu dipertimbangkan dalam merekrut kandidat, etika adalah hal penting lainnya. Apakah Anda akan melewatkan seorang kandidat yang mempersiapkan proses interview dengan baik, hingga ia rela menghapal produk produk yang dijual perusahaan Anda ? Dalam beberapa kasus, hal ini akan membuat recruiter terkesan. 

Seseorang yang memiliki sopan santun dan etika kerja yang baik, apabila dilatih dengan baik pun dapat menjelma menjadi "bintang". Hal lain yang perlu diingat adalah seorang ahli lahir dari mereka yang tidak mengetahui apapun. Seorang yang kini menjadi seorang profesional pun membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.

Memberikan Anda Kesempatan

Tidakkan Anda puas jika Anda mampu menjadikan seseorang yang tidak mengetahui apa apa menjadi ahli dalam suatu bidang ? Mungkin Anda akan bersusah payah, tapi tidakkah Anda merasa bangga ketika menyadari seseorang tersebut menjadi ahli karena kerja keras Anda. 

Kesempatan untuk mengembangkan orang lain bisa jadi tidak Anda dapatkan jika Anda memutuskan untuk merekrut nice people.

Tidak ada salahnya memberikan kesempatan pada seseorang untuk memulai karir. Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk melatih orang lain untuk menjadi lebih kompeten. Tidak ada salahnya sesekali memelankan langkah untuk kemudian melaju lebih cepat. Tidak ada salahnya merekrut mereka yang belum cukup kompeten asalkan ; 

Memiliki Background

Jangan merekrut IT yang tidak memahami seluk beluk tentang komputer. Jangan merekrut admin yang tidak memahami cara menyalakan komputer dan jangan merekrut sales yang tidak merasa nyaman berada bersama orang yang baru dikenal. Setidaknya pastikan Anda mengajak seseorang yang telah memiliki "bekal" dalam perjalanan Anda.

Culture Fit

Jangan merekrut kandidat yang selalu datang terlambat jika perusahaan Anda mewajibkan karyawannya datang tepat waktu. Jangan merekrut kandidat yang tidak menyukai pakaian formal sedangkan perusahaan Anda mewajibkan karyawannya untuk memakai kemeja dan jangan merekrut seseorang yang berhasil membuat Anda merasa jengkel di awal interview. Pastikan Anda merekrut seseorang yang membuat Anda merasa nyaman untuk bekerja sama dengannya.

Jadi, mana yang Anda pilih ; Hire Nice People or Hire People to be Nice ?

Apapun yang Anda pilih, Anda tetap harus membayar resiko. Kembali lagi, tidak ada karyawan yang sempurna karena sejatinya pun tidak ada perusahaan yang sempurna. Yang dapat dilakukan hanya saling menerima satu sama lain sesuai batas toleransi. 

Seseorang yang telah menikah dalam waktu lama pun bukan karena keduanya adalah sosok tanpa cela. Oleh karena itu, baik perusahaan dan karyawan perlu saling mengisi agar tujuan perusahaan dan tujuan individu dapat tercapai. Tidak ada yang sempurna, namun setiap pihak dapat mengusahakan yang terbaik dari dirinya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

0 komentar:

Post a Comment