Home » » IT : Setiap Orang Memiliki Rasa Takut

IT : Setiap Orang Memiliki Rasa Takut

Setiap orang memiliki rasa takut, itulah hal yang ditonjolkan dalam film ini. Film yang diadaptasi dari novel ini disebut sebagai film terhoror sepanjang tahun 2017, dan hal itu harus saya akui. IT mengisahkan sekelompok remaja yang berjuang untuk melawan makhluk misterius berupa badut yang diduga sebagai penyebab hilangnya beberapa orang.



Para tokoh utama dikisahkan memiliki latar belakang yang kurang baik, dimulai dari orang tua yang acuh, terlalu posesif, hingga terlalu keras. IT menghantui setiap tokoh dengan menyerupai hal yang paling ditakutkan para remaja tersebut.

Dimulai dari Ben, siswa pindahan yang sering menghabiskan waktunya di perpustakaan ini dihantui oleh IT dengan menggunakan sosok manusia tanpa kepala yang kisahnya sebelumnya ia baca di salah satu buku sejarah tentang kota Derry.

Stanley, digambarkan sebagai sosok yang lebih pendiam dan cukup matang dibanding teman - temannya. Ia ditekan oleh orang tuanya yang merupakan seorang Rabi untuk menghafal kitab Taurat. Ia sangat takut dengan sosok lukisan yang berada di ruang kerja ayahnya dan sosok itulah yang dimanfaatkan oleh IT untuk menghantui Stanley.

Mike, adalah salah satu korban kebakaran yang berhasil diselamatkan meski akhirnya ia harus kehilangan orang tuanya dalam kejadian naas itu. Hal yang menjadi mimpi buruknya tentu saja saat ia mengingat kedua orang tuanya yang berusaha meraihnya dalam panasnya kobaran api. Pada film ini diceritakan bahwa IT menjelma menjadi sosok orang tuanya yang menggapai Mike dengan tangan yang menghitam untuk menakuti Mike.

Beverly, meski cantik dan seksi ia kerap kali menjadi korban bully di sekolah akibat adanya rumor buruk tentangnya. Ia hidup bersama ayahnya yang bersikap lembut namun mengintimidasi yang cukup membuatnya merasa tertekan.

Richie, adalah tokoh yang paling banyak berbicara dibanding lainnya. Ia paling takut dengan sosok badut yang menjadikan IT menampakkan dirinya di depan Richie tanpa harus menjelma menjadi sosok lain.

Eddie, adalah penderita OCD yang sangat takut kotor. Ia dihantui IT dengan sosok penderita lepra yang tentunya menjadi mimpi buruk bagi Eddie yang sangat menjaga kebersihan.

Terakhir, Billy yang selalu tidak terima dengan hilangnya sang adik, George setahun silam. IT memanfaatkan sosok George untuk menyerang Billy.

Di akhir cerita, mereka melawan IT yang mengubah sosoknya sesuai dengan ketakutan ketujuh remaja tersebut. Namun berbekal rasa setia kawan yang tinggi, mereka mampu mengabaikan rasa takut mereka dengan bahu membahu mengalahkan IT.

Dari segi alur cerita, film ini saya acungi jempol karena mampu membuat jantung saya berdegub kencang hingga saya tak berani melihatnya. Sang sutradara mampu membawa saya sebagai penonton untuk masuk ke dalam cerita tersebut dan ikut merasakan ketakutan mereka.

Hal yang dapat saya ambil dari film ini adalah bahwa setiap orang memiliki ketakutan. Layaknya IT, ketakutan itulah yang seringkali membuat diri kita merasa terancam dan tidak nyaman. Melawan ketakutan memanglah tidak mudah, namun ketakutan kita seringkali dimanfaatkan orang lain untuk menghancurkan kita.

Namun layaknya Billy dan teman temannya yang menyebut diri mereka klub Pecundang, kita dapat melawan rasa takut kita selagi kita memiliki keinginan yang kuat. Dan keinginan dibentuk oleh suatu alasan.

Apapun ketakutan kalian, lawanlah ketakutan itu. Diri kalian, keinginan kalian jauh lebih kuat dibanding monster yang tercipta akibat rasa takut kalian.


0 komentar:

Post a Comment