“Saya ingin mendapatkan
perusahaan yang bisa memberikan jenjang karir kepada saya”.
Itu adalah jawaban yang sering
saya dengar dalam sesi interview atas pertanyaan mengapa seseorang ingin
mengundurkan diri. Jawaban tersebut berhasil memancing perhatian saya hingga
saya kembali mengajukan pertanyaan, “Jenjang karir apa yang Anda harapkan ?”. Ada
banyak variasi jawaban yang saya terima, seperti ;
“Yang bisa memberikan saya
pengalaman baru”
“Yang bisa memberikan saya
kesempatan untuk lebih berkembang”
“Yang bisa memberikan saya
pelatihan – pelatihan untuk mengembangkan kemampuan saya”
Saya rasa tidak ada yang salah
dari jawaban yang mereka inginkan karena memang itulah yang mereka harapkan.
Namun sebagian besar jawaban yang mereka berikan hanya berupa gambaran besar
dan belum spesifik, belum sepenuhnya menggambarkan apa yang mereka inginkan. Saya
harap mereka hanya sedang tidak menyatakan keinginannya dengan lebih spesifik
bukan karena mereka tidak benar benar memahami apa yang mereka inginkan dalam
karir mereka.
Hal ini mengingatkan saya kepada
salah satu video berjudul 10 Habits of All
Successful People. Kebiasaan pertama yang disebutkan dalam video tersebut
adalah “They set goals”. Goals atau tujuan, hal ini ditetapkan sebagai perilaku
pertama yang disebutkan tentu bukan tanpa alasan. Nyatanya dalam menjalani
hidup, tujuan adalah hal pertama yang harus dimiliki. Tanpa tujuan, kita
bagaikan tetesan air di daun talas yang hanya mengikuti gerakan angin tanpa memahami
dimana harus menetap. Tanpa mengenali apa yang sebenarnya kita inginkan, kita seperti
berada di kolam arus dimana kita hanya menjalani hidup tanpa perencanaan yang
membuat kita terus terusan berada di dalam lingkaran yang sama, tanpa satu
kemajuan.
Dalam dunia kerja kita mengenal
Key Performance Indicator (KPI) yang menjadi ukuran apakah kita telah
memberikan kinerja yang memuaskan atau belum. KPI tidak dibuat tanpa landasan,
KPI dirumuskan dengan menyelaraskan target individu dan tujuan perusahaan. Ketika
target individu tercapai maka secara tidak langsung hal ini mempengaruhi
tercapainya tujuan perusahaan.
Baca juga : 5 Fakta Tentang Penilaian Kinerja
Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, membuat KPI tidaklah mudah. Meski demikian, ketika KPI telah
berhasil dirumuskan dengan baik, maka kita dapat dengan mudah meninjau kembali pencapaian
yang telah kita raih dan juga ketertinggalan yang perlu kita kejar. Lalu
mengapa kita tidak melakukan hal yang sama dalam hidup kita yang hanya
diberikan sekali ?
Tentukan tujuan Anda
Mari kita renungi kembali, apa
yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup kita. Jika Anda belum mampu membuatnya
dalam jangka panjang, Anda dapat menentukan target yang ingin Anda capai dalam
satu tahun. Itulah mengapa ketika pergantian tahun kalender, kita sering
mendengar pertanyaan “Apa yang akan Anda lakukan di tahun depan ?”. Dan
sayangnya jawaban yang sering kita ucapkan hanya meluap menjadi sekedar basa
basi karena kita tidak mampu mewujudkannya.
Lakukan analisa SWOT
Dalam bisnis, kita mengenal analisa
SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat). Nyatanya analisa tersebut
tidak hanya bekerja untuk bisnis, melainkan juga untuk hidup kita. Silahkan
renungkan kembali kekuatan dan kelemahan yang Anda miliki. Silahkan ulas
kembali kesempatan dan tantangan apa yang akan Anda hadapi ke depannya.
Analisa SWOT tidak hanya berhasil
membantu kita merumuskan strategi yang perlu kita rancang dalam hidup melainkan
juga mampu memberikan kepercayaan diri bagi kita. Ketika kita menuliskan apa
kelebihan kita, disitu kita menyadari betapa hebatnya kita. Ketika kita
menuliskan apa kekurangan kita, disitu kita menyadari bahwa kita membutuhkan
perbaikan. Ketika kita menuliskan apa ancaman yang akan kita hadapi, disitu
kita menyadari bahwa kita perlu waspada dan ketika kita menuliskan apa
kesempatan yang dapat kita raih, disitu kita menyadari bahwa jalan kita masih
terbuka lebar.
Misalkan, Anisa saat ini memiliki
target untuk mendapatkan pekerjaan baru di tahun ini. Anisa melakukan analisa
SWOT sebagai berikut ;
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
|
Pengalaman kerja > 7 tahun di berbagai posisi
di HR
|
Masih menjalani kuliah kelas karyawan
|
||
Kesempatan
|
Perusahaan berkembang membutuhkan prosedur
|
Mempertajam ilmu di bidang pembuatan prosedur
|
Mencari relasi di perkuliahan yang memiliki
profesi sejenis
|
Ancaman
|
Kualifikasi untuk posisi HR minimal D3
|
Mengikuti sertifikasi profesi
|
Mengikuti sertifikasi profesi
|
Setelah memahami apa Strength –
Weakness – Opportunity – Threat yang Anda miliki, Anda dapat merumuskan
strategi apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasinya.
Tentukan Output dan Measurement dari Strategi
Setelah memahami strategi apa
yang akan Anda jalankan, maka tentukan output apa yang diharapkan dari strategi
tersebut. Berdasarkan output tersebut, tentukan measurement apa yang akan kita
gunakan.
Kembali pada Anisa dan strategi
yang telah ia rumuskan ;
Strategi
|
Output
|
Measurement
|
Mempertajam ilmu di bidang pembuatan prosedur
|
-
Seminar yang diikuti mengenai prosedur
-
Buku yang dibaca mengenai prosedur
|
-
Jumlah seminar
-
Jumlah buku
|
Mencari relasi di perkuliahan yang memiliki
profesi sejenis
|
-
Aplikasi lamaran
|
-
Jumlah lamaran
|
Mengikuti sertifikasi profesi
|
-
Sertifikasi
|
-
Tanggal penyelesaian
|
Tentukan target dan PIC
Setelah menentukan output yang
ingin dicapai dan cara mengukurnya, maka selanjutnya Anda perlu menetapkan target
dan PIC. Yang dimaksud dengan PIC adalah pihak terkait yang mungkin Anda
butuhkan dalam mencapai tujuan Anda.
Misalkan ;
Measurement
|
Target
|
PIC
|
Jumlah seminar
|
1 seminar per 3 bulan
|
ABC Training
|
Jumlah buku
|
1 buku per bulan
|
Anisa
|
Jumlah lamaran
|
30 lamaran
|
Dosen MSDM, rekan kuliah
|
Tanggal penyelesaian sertifikasi
|
30 Juli 2018
|
ABC Training, XYZ Training, 123 Training
|
Menyusun Action Plan
Setelah memahami output apa yang
ingin dicapai, kita dapat menyusun langkah langkah apa saja yang perlu kita
lakukan agar output tersebut tercapai. Langkah ini memudahkan kita untuk mempersiapkan
diri sehingga upaya yang kita lakukan lebih terarah.
Misalkan ;
Output
|
Action Plan
|
Sertifikasi
|
-
Persiapan dana
-
Mencari informasi sertifikasi
-
Komparasi 3 vendor
-
Pendaftaran
-
Pembayaran
-
Program sertifikasi
|
Dari contoh di atas, kita dapat
melihat bahwa Anisa tidak hanya fokus untuk mendapatkan pekerjaan melainkan
juga dengan meningkatkan kompetensi yang ia miliki. Hal ini ia dapat setelah ia
memahami kekurangan dan kelebihannya serta ancaman dan kesempatannya dalam
mencari pekerjaan baru.
Menentukan tujuan adalah hal yang
mudah, sedangkan bagian tersulitnya adalah mencapainya. Dalam film Up In The
Air, Ryan Bingham (George Clooney) menyampaikan bahwa para atlit digemari
penggemarnya karena mereka berani mengejar mimpinya. Para atlit tentu pernah
mengalami kekalahan atau cedera dalam mencapai mimpinya, namun nyatanya mereka
tetap melanjutkan langkahnya meski mereka tahu bisa saja mereka terluka dalam
mencapai tujuannya.
Baca juga : Up in The Air - Tidak Semua Beban Harus Dibawa
Masing masing dari kita memiliki
tujuan yang kita capai meski seringkali kita tidak menyadarinya. Tidak ada kata
konyol untuk setiap tujuan kita dan tidak ada kata mustahil untuk
mewujudkannya. Dalam mencapai tujuan, kita akan mengalami kegagalan bertubi
tubi hingga rasanya kita memiliki ribuan alasan untuk menyerah. Proses meraih
tujuan bisa saja menyakitkan dan bisa saja membosankan, namun semakin kuat
tujuan kita, kita tak lagi peduli dengan ribuan alasan kita untuk menyerah.
Tujuan kita adalah satu alasan kuat untuk kita bertahan, tak peduli seberapa
menyakitkan prosesnya.
Bisa saja kita gagal mencapai
tujuan kita, namun kegagalan karena mengejar tujuan kita membawa kita menjadi
diri kita yang lebih baik. Ketika seorang atlit kalah dalam pertandingan,
secara kasat mata ia memang ia tidak mendapatkan sebuah medali namun nyatanya
ia memiliki fisik yang lebih kuat akibat latihan yang ia tempuh. Begitu pula
kita dan yang dapat kita lakukan hanyalah mengejar apa yang menjadi tujuan
kita. Berdiam diri dan berharap waktu membawa kita pada apa yang kita inginkan
tidak akan berhasil, karena tujuan kita adalah milik kita. Kitalah yang
mencetuskannya, kitalah yang mengejarnya dan kitalah yang menikmati hasilnya.
0 komentar:
Post a Comment