Pertimbangan Bergabung di Perusahaan Menengah Part 1 - Pada postingan sebelumnya saya
telah membahas indikator – indikator perusahaan berkembang yang
memiliki potensi untuk menjadi lebih baik.
Baca juga : 6 Indikator Perusahaan Berpotensi
Ada baiknya kita mengetahui kondisi yang
ada pada perusahaan sebelum terjun langsung di dunia kerja. Dengan begitu kita
akan lebih siap dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada saat
bekerja nanti.
Satu perusahaan
dengan perusahaan tentu saja mempunyai kekurangan dan kelebihan yang
berbeda-beda tergantung pada kompleksitas bisnis perusahaan dan kebijakan
manajemen.
Berikut beberapa kekurangan yang
biasanya ada pada perusahaan menengah.
1. Gaji Pas Pasan
Gaji merupakan indikator utama
para pekerja dalam menilai sebuah perusahaan. Perusahaan yang masih dalam tahap
berkembang, tentunya memiliki arus kas yang masih belum stabil. Sehingga
sebagian besar perusahaan berkembang tidak dapat menawarkan gaji menggiurkan.
Memenuhi syarat UMR saja sudah cukup bagus. Tapi jangan salah, ada juga loh
perusahaan menengah yang menawarkan gaji yang lumayan.
2. Pekerjaan Banyak
Dalam perusahaan berkembang,
terdapat kemungkinan satu orang karyawan merangkap posisi lain, istilahnya “Double
Job”. Bahkan uraian pekerjaan (job description) terkadang masih
belum terbentuk karena kegiatan bekerja masih belum terstruktur.
Misalkan, seorang staff HRD
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan proses rekrutmen, perhitungan
absensi, pendaftaran peserta BPJS dan sebagainya. Lain halnya dengan perusahaan
ternama yang lebih maju, ke tiga tanggung jawab tersebut akan dikerjakan oleh 3
(tiga) orang yang berbeda.
Alasannya cukup masuk akal, di
perusahaan menengah dengan skala usaha menengah membutuhkan sumber daya manusia
yang lebih sedikit dibanding perusahaan ternama. Sedangkan perusahaan ternama
dengan kegiatan bisnis yang lebih besar tentunya membutuhkan lebih banyak orang
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tapi tetap saja, adanya kemungkinan “double
job” membuat pekerja merasa takut.
3. Prosedur yang Tidak Terstruktur
Namanya saja perusahaan
berkembang, tidak heran sebenarnya jika melihat segala sesuatu di dalamnya
masih belum terstruktur karena masih dalam tahap perkembangan.
Termasuk prosedur kerja, prosedur
kerja yang berlaku biasanya masih berupa “by lisan” belum dijelaskan secara tertulis
sehingga terdapat kemungkinan prosedur yang dijalankan berubah dengan mudah.
Di perusahaan menengah akan
sering terdengar kutipan dialog berikut :
A : Pengajuan pembayaran wajib
diserahkan ke Finance paling lambat hari Senin ya.
B : OK
Satu minggu kemudian.
A : Loh kok baru ngajuin
sekarang, kan udah dikasih tau kalau pengajuan pembayaran paling lambat
Senin.
B : Kapan bilangnya ? Perasaan
gapernah bilang deh.
Karena prosedur hanya diucapkan “by
lisan” maka pihak yang berkepentingan akan sulit untuk mengingatnya
dan bahkan dapat disalahgunakan oleh pihak lain. Tentunya hal ini akan membuat
karyawan merasa pusing dan penat, belum lagi adanya kemungkinan konflik
internal karena “miss communication”.
4. Jenjang Karir yang Tidak Signifikan
Perusahaan menengah biasanya
memiliki struktur organisasi yang sederhana sehingga biasanya di dalamnya hanya
terdiri dari beberapa level, misalkan staff, supervisor (dalam beberapa
perusahaan ditiadakan), manager, head / general manager atau beberapa istilah
jabatan lainnya.
Misalkan, struktur organisasi
divisi Finance & Accounting :
·
Head of Finance & Accounting = 1 (satu) orang
·
Finance & Accounting Manager = 1 (satu) orang
·
Account Payable Officer = 1 (satu) orang
·
Account Receivable Officer = 1 (satu) orang
·
Accounting Officer = 1 (satu) orang
Dari contoh di atas dapat dilihat
kecilnya kesempatan seorang staff menuju level lebih tinggi selain dikarenakan
kosongnya posisi di level lebih tinggi. Kecuali jika terdapat karyawan yang
memiliki kualifikasi yang sesuai dengan prasyarat jabatan di posisi yang lebih
tinggi, kemungkinan perusahaan akan memilih melakukan rekrutmen eksternal
dibanding promosi. Oleh karena itu, teruslah asah kualifikasi diri Anda ya
teman teman.
5. Turnover Karyawan Cukup Tinggi
Gaji pas – pasan,
pekerjaan banyak, prosedur tidak terstruktur dan kurangnya jenjang karir akan
menimbulkan stress kerja dalam diri karyawan sehingga memicu keinginan karyawan
untuk mencari perusahaan yang lebih baik. Lain halnya dengan perusahaan ternama
yang memberikan hal sebaliknya yang membuat karyawan merasa nyaman dalam
bekerja.
Nah, bagi Anda yang sedang
mencari pekerjaan kelima hal tersebut dapat digunakan sebagai referensi.
Minimal Anda mengetahui sisi negatif dari perusahaan menengah.
Demikian pembahasan matahrd tentang Pertimbangan Bergabung di Perusahaan Menengah Part 1. Pada postingan selanjutnya akan
dibahas kelebihan dari perusahaan menengah yang dapat membantu Anda memberikan
penilaian.
Baca Juga : Pertimbangan Bergabung di Perusahaan Menengah Part 2
Baca Juga : Pertimbangan Bergabung di Perusahaan Menengah Part 2
Sangat berguna nih..
ReplyDeleteSemakin berbobot ..
ReplyDelete